HASIL LABORATORIUM LENGKAP
Setiap
laboratorium dalam menentukan nilai ‘normal’ tergantung pada alat yang dipakai
dan cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan yang sama persis. Jadi
angka pada laporan pasien, harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada
laporan, bukan dengan nilai rujukan pada lembaran ini.
Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur
secara persis dengan hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat
berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, termasuk: jam berapa contoh darah
atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk
tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong – tidak ada yang
dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi beberapa nilai.
Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi
masalah.
No
|
PEMERIKSAAN
|
ANGKA NORMAL
|
SATUAN
|
---|---|---|---|
HEMATOLOGI | |||
1
| HEMOGLOBIN |
Lk: 13,0 – 18,0 Pr: 11,5 – 16,5
|
gr/dl
|
2
| LEKOSIT |
4.000 – 11.000
|
/mm3
|
3
| ERYTROSIT |
Lk: 4,5 – 5,5 Pr: 4,0 – 5,0
|
/mm3
|
4
| HEMATOKRIT |
Lk: 40 – 50 Pr: 37 - 43
|
%
|
5
| TROMBOSIT |
150.000 – 400.000
|
/mm3
|
6
| LED 1 Jam |
Lk: 0 – 10 Pr: 0 - 15
|
mm/jam
|
7
| WAKTU PERDARAHAN |
1 - 5
|
menit
|
8
| WAKTU PEMBEKUAN |
2 - 6
|
menit
|
HEMOGRAM | |||
1
| EOSINOFIL |
1 - 3
|
%
|
2
| BASOFIL |
0 - 1
|
%
|
3
| STAF |
2 - 5
|
%
|
4
| SEGMEN |
50 - 70
|
%
|
5
| LYMPHOSIT |
20 - 40
|
%
|
6
| MONOSIT |
2 - 6
|
%
|
7
| RETIKULOSIT |
0,1 – 1,5
|
%
|
KIMIA DARAH | |||
1
| SGOT |
Lk: < 35 Pr: < 31
|
U/L
|
2
| SGPT |
Lk: < 41 Pr: < 31
|
U/L
|
3
| BILLIRUBIN TOTAL |
0 - 1
|
mg/dl
|
4
| BILLIRUBIN DIREK |
0 – 0,25
|
Mg/dl
|
5
| BILLIRUBIN INDIREK |
0 – 0,75
|
Mg/dl
|
6
| PROTEIN TOTAL |
6,2 – 8,4
|
gr/dl
|
7
| ALBUMIN |
3,5 – 5,5
|
gr/dl
|
8
| GLOBULIN |
1,3 – 3,3
|
gr/dl
|
9
| UREUM |
10 - 50
|
Mg/dl
|
10
| KREATININ |
Lk: 0,9 – 1,3 Pr: 0,6 – 1,1
|
Mg/dl
|
11
| ASAM URAT |
Lk: 3,6 – 8,2 Pr: 2,3 – 6,1
|
Mg/dl
|
12
| TRIGLISERID |
< 200
|
Mg/dl
|
13
| CHOLESTEROL |
= 200
|
Mg/dl
|
14
| HDL |
Lk: 35 – 55 Pr: 45 - 65
|
U/L
|
15
| LDL |
< 150
|
Mg/dl
|
16
| GULA DARAH PUASA |
55 - 110
|
Mg/dl
|
17
| GULA DARAH 2 JAM PP |
55 - 115
|
Mg/dl
|
18
| GULA DARAH SEWAKTU |
70 - 115
|
Mg/dl
|
19
| CHOLESTEROL HDL |
= 35
|
Mg/dl
|
20
| CHOLESTEROL LDL |
= 130
|
Mg/dl
|
21
| CKMB |
< 24
|
U/L
|
22
| ALFA HBDH |
< 182
|
U/L
|
HASIL LABORATORIUM LENGKAP
ANALISA URINE | |||
URINALISA | |||
1
| WARNA |
KUNING
| |
2
| KEKERUHAN |
JERNIH
| |
3
| REDUKSI |
NEGATIF
| |
4
| BILLIRUBIN |
NEGATIF
| |
5
| KETON |
NEGATIF
| |
6
| BERAT JENIS | ||
7
| PH | ||
8
| PROTEIN |
NEGATIF
| |
9
| UROBILLINOGEN |
E.U/dl
| |
10
| NITRIT |
NEGATIF
| |
SEDIMEN | |||
1
| LEKOSIT |
NEGATIF
|
Plpb
|
2
| ERYTROSIT |
NEGATIF
|
Plpb
|
3
| EPYTEL SQUAMOS |
NEGATIF
|
Plpb
|
SILINDER | |||
1
| SILINDER BUTIR HALUS |
NEGATIF
|
Plpb
|
2
| SILINDER HYALIN |
NEGATIF
|
Plpb
|
KRISTAL | |||
1
| TRIPEL PHOSPHAT |
NEGATIF
|
Plpb
|
2
| URIC ACID |
NEGATIF
|
Plpb
|
3
| CA OXALAT |
NEGATIF
|
Plpb
|
4
| AMORF FOSFAT |
NEGATIF
|
Plpb
|
BAKTERI |
NEGATIF
| ||
ANALISA FECES | |||
1
| KONSISTENSI | ||
2
| LENDIR | ||
3
| ERITROSIT |
NEGATIF
| |
4
| LEKOSIT |
NEGATIF
| |
5
| TELUR ASCARIS L |
NEGATIF
| |
6
| TELOR CACING |
NEGATIF
|
HITUNG
DARAH LENGKAP
Hitung Darah Lengkap Hitung Darah Lengkap (HDL)
Tes laboratorium yang paling umum adalah
hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC). Tes ini memeriksa
jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit
(platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel
per milimeter kubik) atau persentasenya. Semua sel darah dibuat di sumsum
tulang. Beberapa obat dan penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih. Setiap laboratorium
mempunyai nilai rujukan untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan
memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai normal.
Laporan hasil sering sulit ditafsirkan.
Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103. Ini berarti jumlah yang dicatat
harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77 dengan;x103 jumlah
sebenarnya adalah 8.770.
Tes Sel Darah Merah
Sel darah merah, yang juga disebut sebagai
eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.
Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam
tes :
1. Hitung Sel Darah Merah
(red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah
merah; Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas
mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT)
yang mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang yang tinggal di dataran tinggi
umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh
mengatasi kekurangan oksigen.
Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah
menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk
berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan
terlihat pucat.
Nilai Hemoglobin (Hb) Bayi baru lahir
(14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-anak (11,0 – 16,0 gr/dl).
2. Volume Eritrosit
Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular
volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV yang kecil berarti
ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini
disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. MCV yang besar dapat
disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya.
MCV yang besar menunjukkan adanya anemia
megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda.Biasanya hal
ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
3. Red Blood Cell
Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini
dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau
mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit
Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau
CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. MCH dihitung
dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.
Trombosit atau platelet
(PT atau PLT)
Berfungsi membantu menghentikan perdarahan
dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang, kita mudah
mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-positif kadang trombositnya rendah
(disebut trombositopenia). Obat HIV dapat mengatasi keadaan ini. Trombosit
tinggi biasanya tidak punya pengaruh besarpada kesehatan.
Tes Sel Darah Putih
Sel darah putih (disebut juga leukosit)
membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
Hitung Sel Darah Putih (white blood cell
count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Leukosit tinggi (hitung sel
darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit
rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang.
Nilai Leukosit Bayi baru lahir (
9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L).
Leukosit rendah disebut leukopenia atau
sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.;
Neutrofil
berfungsi melawan infeksi bakteri, dan
dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa jumlahnya 55-70
persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih mudah
terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti gansiklovir
(untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat antiretroviral) dapat menyebabkan
neutropenia.
Limfosit
Ada dua jenis utama limfosit:
Sel-B untuk membuat antibodi, protein
khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang dan membunuh kuman,
serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis sel-T adalah
sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV. Jumlah limfosit umumnya 20-40
persen leukosit.
Hitung darah lengkap biasanya tidak
termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung
darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes
ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit atau
makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8 persen. Sel ini
melawan infeksi dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh
mengenai kuman apa yang ditemukan.
Monosit beredar dalam darah. Bila monosit
ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi
menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Eosinofil (%EOS) biasanya 1-3
persen leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit.
Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah
meningkat terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung. Hal ini
menandai adanya parasit.
Fungsi basofil (%BASO) tidak begitu
dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya
asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1 persen leukosit.
Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil,
limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit.
Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya,
bila limfosit 30,2 persen dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x
8.770 =2.648.
TES KIMIA DARAH
Kalsium, adalah bagian
utama dari tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja
dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah
kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil
tes kalsium (lihat albumin di bawah).
Hasil tes kalsium yang rendah pada Odha
biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang rendah akibat kekurangan gizi
(malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang tidak normal bisa jadi karena
masalah pencernaan.
Fosfor, seperti juga kalsium,
merupakan bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi untuk jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Keadaan ini
paling sering disebabkan oleh gagal ginjal.
Glukosa, adalah gula, yang
diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga.
Elektrolit, berkaitan dengan
keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jika kita
mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal.
Tingkat natrium menunjukkan
keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal
dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal dalam
darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau
terlalu tinggi.
Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung
tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Kalium mempengaruhi
beberapa organ tubuh utama, termasuk jantung.
Tingkat kalium dapat meningkat akibat
gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare.
Tingkat klorida sering naik turun
bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam,adalah
bagian utama dalam darah.
Bikarbonat memperlihatkan
system dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal menunjukkan
keasaman darah yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat
asam laktik yang tinggi dalam darah.
TES FUNGSI GINJAL
Tes dasar untuk fungsi ginjal adalah
nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN, atau kadang disebut
sebagai urea) dan kreatinin. Tingkat fosfor, natrium atau asam urat yang tidak
normal juga dapat disebabkan oleh ginjal.
BUN mengukur tingkat nitrogen darah.
Nitrogen adalah hasil
buangan yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni. Tingkat BUN
yang tinggi dapat disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, dehidrasi atau
gagal ginjal atau jantung.
Kreatinin adalah hasil
buangan dari pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah menunjukkan fungsi
ginjal. Dokter menggunakan tingkat kreatinin sebagai petanda langsung mengenai
baik-buruknya kerja ginjal dalam mengeluarkan produk buangan dari tubuh.
TES FUNGSI HATI
Tes laboratorium yang disebut tes fungsi
hati (liver function test/LFT) sebenarnya mengukur tingkat enzim yang terdapat
dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah protein yang membantu atau
meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat enzim yang tinggi
menunjukkan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh obat, alkohol, hepatitis
atau penggunaan narkoba.
Pola dari tingkat enzim ini – beberapa di
atas tingkat normal dan yang lain normal – dapat membantu dokter menemukan
masalah kesehatan tertentu.
Tes
laboratorium hati mencakup:
ALT, sering juga disebut
sebagai SGPT
AST, sering juga disebut
sebagai SGOT
Bilirubin, cairan berwarna kuning
yang dibuat pada waktu sel darah merah dihancurkan. Obat antiretroviral
indinavir (semacam protease inhibitor) dapat meningkatkan tingkat bilirubin
Alkalin Fosfatase. Tingkat alkalin
fosfatase yang tinggi dapat menandai gangguan pada aliran air empedu atau
kehancuran tulang
Tes Kimia Darah Lain
Kolesterol Total, Konsensus lipid (
< 200 mg/dl =Yang diinginkan, 200-239 mg/dl= batas tinggi, > 240
mg/dl=Tinggi)
Kolesterol Alfa (HDL), Konsensus lipid (
< 40 mg/dl =rendah, > = 60 mg/dl =Tinggi)
Kolesterol LDL
(Direk), Konsensus lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl= mendekati
optimal, 130-159 mg/dl= Batas tinggi, 160-189 mg/dl=Tinggi)
Trigliserida, Konsensus lipid ( <
150 mg/dl =Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi, 200-499 mg/dl= Tinggi, >=500
mg/dl=Sangat Tinggi)
Rasio Kolesterol
Total/C.HDL, Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3 = Low Risk, 3-6 =
Normal, >6 = High Risk)
Asam Urat terbentuk akibat
penguraian DNA, bahan genetik dalam sel.
Asam ini biasanya dikeluarkan oleh ginjal.
Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya cukup umum. Jumlahnyayang sangat
tinggi dapat terjadi bila ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dari darah
atau karena leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker getah bening )
Albumin adalah protein penting
dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air dalam sel, memberi gizi pada
sel, serta mengeluarkan produk buangan.
Tingkat albumin yang rendah biasanya
menunjukkan masalah gizi. Karena albumin mengangkut begitu banyak zat dalam
darah, tingkat albumin yang rendah dapat mempengaruhi hasil tes laboratorium
yang lain, terutama kalsium dan testosteron.
Globulin (juga disebut
sebagai imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibuat oleh sistem
kekebalan tubuh. Infeksi HIV menyebabkan tingkat globulin yang sangat tinggi.
Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan untuk IgA, IgD, IgE dan IgM.
Laju Endap Darah (LED) atau SedRate
mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah.
LED yang tinggi menunjukkan adanya radang.
Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis,
atau dsebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.
Tes Protein C-Reactive
(CRP) adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan turun
lebih cepat daripada LED. Tingkat CRPyang tinggi mungkin menunjukkan risiko
lebih tinggi terhadap serangan jantung.
Literatur di ambil dari berbagai sumber dengan berbagai perubahan oleh
IHC :
Literatur di ambil dari berbagai sumber dengan berbagai perubahan oleh IHC :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar