foto: Thinkstock
Dr Grace Julio-Kahl, MSc, MH, CHt menegaskan tubuh tidak pernah bohong, sehingga konsumsi makanan harus benar-benar seimbang dengan aktivitas dan kebutuhan energi.
Jika perut sudah membulat, maka kemungkinannya hanya 2 yakni kurang olahraga atau makannya yang masih terlalu banyak. Nah, jika terjadi gangguan metabolisme akan menyebabkan perlemakan di hati.
"Perlemakan hati dipicu oleh konsumsi alkohol dan lemak jenuh yang terlalu banyak. Akibatnya hati dipenuhi bercak-bercak lemak lalu membengkak, bahkan bisa membentuk batu kolesterol di kantung empedu," kata Dr Grace Julio-Kahl, seorang pemerhati gaya hidup sekaligus dokter konsultan pengaturan berat badan dari SHAPE Indonesia, dalam talk show 'Menangkal Penyakit dengan Pola Makan yang Sehat' di FX Plaza, Jl Sudirman, Senin (18/10/2010).
Normalnya hati berwarna merah karena banyak pembuluh darah, tapi hati yang mengalami perlemakan akan berwarna kekuningan. Dr Grace menggambarkan pada tingkat keparahan tertentu hati akan makin keras dan menjadi seperti hati ayam yang telah digoreng.
Pada kondisi seperti itu, hati tidak akan optimal menjalankan fungsi metabolisme. Akibatnya bisa bermacam-macam, namun yang paling fatal adalah stroke dan serangan jantung karena terjadi penyumbatan pembuluh darah oleh gumpalan lemak.
Menurutnya, lemak-lemak jenuh yang berbahaya itu sebagian besar berasal dari lemak nabati. Ciri-cirinya adalah berbentuk padat atau menggumpal pada suhu kamar dan hanya mencair jika dipanaskan dalam suhu tinggi.
Apabila disimpan di jaringan bawah kulit, lemak-lemak itu tidak terlalu bermasalah. Bahaya yang serius baru muncul ketika lemak tersebut disimpan di perut bagian dalam, karena akan mempengaruhi keseimbangan hormon terutama insulin.
"Selama timbunan lemak itu bisa dicubit, risikonya hanya bentuk tubuh menjadi tidak enak dilihat. Tapi kalau sudah menumpuk di dalam dan menyebabkan perut membulat, risikonya bermacam-macam mulai dari diabetes hingga darah tinggi," tambah Dr Grace.
Dr Grace menjelaskan dampak pola makan yang tidak sehat melalui berbagai spesimen asli tubuh manusia yang diawetkan dengan teknologi polymer impregnation yang dipamerkan dalam The Anatomy Show yang digelar di tempat yang sama.
Mulai dari payudara, ginjal hingga paru-paru yang terkena kanker, semua dipamerkan dalam The Anatomy Show yang digelar di tempat yang sama di FX Plaza hingga 14 November 2010.
Sumber :
http://health.detik.com/read/2010/10/19/073847/1468438/763/bentuk-perut-bisa-menilai-kondisi-kesehatan?ld991107763
Tidak ada komentar:
Posting Komentar