Sabtu, 01 Desember 2012

TRAGEDI PENGOBATAN DI AMERIKA

cherikwhite.hubpages.com

Artikel ini merupakan salah satu artikel terbaik dari Journal of the American Medical Association (JAMA) yang dipublikasikan secara umum, mendukumentasikan tragedi dari paradigma pengobatan konvensional.
Pengarang artikel ini adalah Dr. Barbara Starfield dari the Johns Hopkins School of Hygiene and Public Health, dan dia mendeskripsikan bagaimana sistem kesehatan Amerika Serikat memiliki sistem kesehatan yang buruk.
SEMUA INI ADALAH ANGKA KEMATIAN PER TAHUN:
  • 12.000 – karena operasi yang tidak perlu.
  • 7.000 – karena kesalahan pengobatan di rumah sakit.
  • 20.000 – karena kesalahan lainnya di rumah sakit.
  • 80.000 – karena infeksi di dalam rumah sakit.
  • 106.000 – karena efek  samping negatif dari obat.
Total keseluruhan adalah 225.000 kematian per tahunnya karena penyebab iatrogenic!!
Iatrogenic adalah kondisi yang disebabkan oleh karena perawatan dokter terhadap suatu penyakit atau keadaan. Istilah ini biasanya digunakan sebagai komplikasi dari suatu perawatan.
Dr. Starfield menyerukan beberapa peringatan dalam mengartikan “angka-angka maut” di atas:
  • Pertama, kebanyakan data yang ada berasal dari studi atas para pasien yang dirawat inap.
  • Kedua, perkiraan ini hanya menunjukkan angka kematian dan belum termasuk efek negatif yang berhubungan dengan cacat atau ketidaknyamanan.
  • Ketiga, perkiraan kematian oleh karena kesalahan, masih lebih rendah dibandingkan dalam laporan IOM (Institute of Medicine).
Jika perkiraan lebih tinggi dipakai, kematian oleh karena iatrogenic bisa mencapai antara 230.000 sampai dengan 284.000. Dalam kasus apapun, 225.000 kematian per tahun menjadi dasar atas kesimpulan bahwa dokter merupakan penyebab kematian utama ketiga di Amerika Serikat sesudah penyakit jantung dan kanker. Bahkan walaupun  jika perkiraan ini dianggap melebih-lebihkan, terdapat bentang pemisah yang lebar antara angka-angka ini dengan angka-angka pada penyakit jantung.
Analisa lainnya menyimpulkan bahwa antara 4% dan 18% dari pasien mengalami efek negatif pada setting rawat jalan, dengan:
  • 116 juta kunjungan ekstra dari dokter
  • 77 juta resep ekstra
  • 17 juta kunjungan bagian gawat darurat
  • 8 juta rawat inap
  • 3 juta admisi jangka panjang
  • 199.000 angka kematian tambahan
  • $77 miliar biaya ekstra yang dihabiskan
Biaya tinggi sistem kesehatan diperhitungkan sebagai defisit tapi tetap ditolerir karena dengan asumsi bahwa kesehatan yang lebih baik dihasilkan dari perawatan yang lebih mahal. Namun bagaimanapun juga, bukti dari beberapa studi mengindikasikan bahwa sebanyak 20% sampai 30% pasien mendapatkan perawatan yang tidak baik.
Diperkirakan juga 44.000 sampai 98.000 di antara mereka meninggal setiap tahunnya dikarenakan kesalahan medis.
Hal ini bisa ditolerir lebih kecil lagi jika dihasilkan dari kesehatan yang lebih baik, tapi benarkah jika demikian? Sebagai perbandingan terbaru,  dari 13 negara, Amerika Serikat menduduki peringkat rata-rata ke 12 (kedua dari bawah) dari 16 angka indikator. Lebih spesifik lagi, urutan peringkat dari Amerika Serikat terhadap beberapa indikator adalah:
  • Ke 13 (paling akhir) untuk indikasi persentasi kelahiran dengan berat rendah (low-birth-weight).
  • Ke 13 untuk indikasi kematian bayi baru lahir dan kematian balita secara keseluruhan.
  • Ke 11 untuk indikasi kematian balita.
  • Ke 13 untuk indikasi potensi resiko kematian (tidak termasuk penyebab luar).
  • Ke 11 untuk indikasi harapan hidup sampai satu tahun bagi perempuan, tapi urutan ke 13 bagi laki-laki.
  • Ke 10 untuk indikasi harapan hidup sampai 15 tahun bagi perempuan, tapi ke 12 bagi laki-laki.
  • Ke 10 untuk indikasi harapan hidup sampai 40 tahun bagi perempuan, tapi ke 9 bagi laki-laki.
  • Ke 7 untuk indikasi harapan hidup sampai 65 tahun bagi perempuan, tapi ke 7 bagi laki-laki.
  • Ke 3 untuk indikasi harapan hidup sampai 80 tahun bagi perempuan, dan ke 3 juga bagi laki-laki.
Performa buruk Amerika Serikat di atas telah dikonfirmasi kebenarannya oleh penelitian WHO, dengan memakai data yang berbeda dan memberi Amerika urutan ke 15 di antara 25 negara industri lainnya.
Ada suatu pernyataan umum bahwa masyarakat Amerika memiliki kebiasaan buruk dengan merokok, minum-minuman keras, dan kekerasan perilakunya. Namun bagaimanapun juga, data-data berikut tidak menyokong pernyataan tadi.
  • Proporsi untuk perempuan yang merokok mencakup 14% di Jepang, 41% di Denmark. Di Amerika Serikat, 24% (kelima terbaik). Untuk laki-laki, mencakup 26% di Swedia, 61% di Jepang dan 28% di Amerika Serikat (ketiga terbaik).
  • Amerika menduduki peringkat ke 5 terbaik untuk indikasi konsumsi minum-minuman beralkohol.
  • Amerika Serikat secara relative rendah mengkonsumsi lemak hewani (kelima terendah untuk laki-laki berusia 55-64 tahun di 20 negara industri) dan ketiga terendah untuk indikasi konsumsi kolesterol jahat untuk laki-laki berusia 50 sampai 70 tahun di antara 13 negara industri.
Perkiraan kematian karena kelalaian manusia ini masih lebih rendah dibandingkan perkiraan-perkiraan dari laporan terbaru Institutes of Medicine. Dan jika perkiraan lebih tinggi dipergunakan, maka angka kematian oleh karena penyebab iatrogenic bisa mencakup 230.000 sampai 284.000
Bahkan dengan perkiraan lebih rendah yaitu 225.000 kematian per tahun, ini sudah menjadi dasar atas kesimpulan bahwa dokter merupakan penyebab kematian utama ketiga di Amerika Serikat sesudah penyakit jantung dan kanker
Teknologi yang kurang canggih tentu bukan faktor penyebab rendahnya ranking kesehatan Amerika Serikat.
  • Di antara 29 negara, Amerika Serikat menduduki urutan kedua sesudah Jepang dalam hal ketersediaan unit penggambaran resonansi magnetic dan scanner tomography per juta penduduk.
  • Jepang, bagaimanapun juga, menduduki peringkat tertinggi di bidang kesehatan, dimana Amerika hanya mendapat kedudukan di antara terendah.
  • Adalah mungkin bahwa penggunaan tinggi akan teknologi di Jepang dibatasi oleh teknologi diagnosis tidak sebanding dengan angka tinggi untuk perawatan, dimana Amerika, pemakaian tinggi teknologi diagnosis berhubungan dengan perawatan lebih.
  • Menyokong hal-hal di atas adalah data yang menunjukkan bahwa jumlah karyawan rumah sakit per tempat tidur di Amerika Serikat adalah paling tinggi di antara negara lainnya, dimana Jepang sangat sedikit, jauh lebih sedikit karena kebiasaan umum masyarakat Jepang dimana anggota keluargalah yang menyediakan kebutuhan selama rawat inap, bukannya karyawan.
Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar