Kamis, 21 Juli 2011

POLA MAKAN & POLA HIDUP SEHAT DI BULAN RAMADHAN

Segenap Pimpinan & Keluarga Besar IHC 
Mengucapkan :

"   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1432 H.
Mohon Maaf Lahir & Bathin  "


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana 
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa

(Q.S. AL BAQARAH : 183) 


Agar selama menjalan ibadah puasa kita tetap sehat & bugar dalam menjalankan aktifitas sehari-hari,      maka diperlukan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu menu makan tetap harus tercukupi, yaitu :

3 x buah
3 x sayur

2 x protein
2 x karbohidrat

Air putih 8 gelas
Olah raga minimal 20 menit


Haid Itu Bukanlah Kotoran


Menstruasi atau haid adalah meluruhnya zat-zat nutrisi pada dinding rahim karena tidak terjadi pembuahan pada waktu ovulasi sebelumnya. Luruhnya zat-zat nutrisi yang menempel di dinding rahim itulah yang lazim kita sebut sebagai "darah haid".

Jadi, darah haid bukanlah darah kotor (sebagaimana lazimnya anggapan masyarakat), karena darah haid tersebut berasal dari zat-zat nutrisi yang merupakan sumber makanan untuk janin bila terjadi pembuahan.

Adapun terjemahan dalam bahasa Indonesia yang menyebutkan bahwa haid itu adalah kotoran, tampaknya perlu didiskusikan antara ulama dan ilmuwan sehingga terdapat keseragaman penerjemahan yang paling tepat. Berikut ayat al-Quran tersebut:

Pada al-Quran dan Terjemahnya dalam Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Agama RI (yang tentunya menjadi acuan bagi masyarakat Indonesia), Q.S. al-Baqarah 2:222 tersebut diterjemahkan sebagai berikut:

Dan mereka bertanya kepadamu tentang tentang haid. Katakanlah, "Haid itu adalah kotoran. Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu". Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. [Q.S. al-Baqarah 2:222]

Dalam tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, terjemahan ayat tersebut sebagai berikut:

Mereka bertanya kepadamu tentang mahiid. Katakanlah, "Ia adalah gangguan". Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah bersuci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan mehukai orang-orang yang bersungguh-sungguh menyucikan diri.

Bila kita lihat sebab turunnya ayat (asbaab an-nuzul), ayat tersebut intinya berisi larangan suami-istri melakukan hubungan seks pada saat istri sedang haid. Ayat tersebut turun sebagai jawaban atas pertanyaan sejumlah orang kepada Rasulullah saw. berkaitan dengan kebiasaan pria-pria Yahudi menghindari wanita-wanita yang sedang haid, bahkan tidak makan bersama mereka dan meninggalkan rumah pada saat mereka sedang haid.

Lebih lanjut M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa pertanyaan mereka pada hakikatnya bukan tentang apa itu haid, tetapi bagaimana tuntunan Ilahi kepada suami pada saat istrinya sedang haid.

Jawaban di atas sangat singkat tetapi menginformasikan tentang keadaan wanita yang sedang mengalami haid dan bagaimana menghadapi mereka kala itu. Sesaat setelah turunnya ayat ini Nabi saw. menyampaikan maksud jawaban Ilahi ini dengan menyatakan kepada para penanya dan seluruh umat Islam:

"Lakukanlah segala sesuatu (yang selama ini dibenarkan) kecuali hubungan seks" [H.R. Muslim]

Pada terjemahan dalam Tafsir al-Mishbah, mahiid atau haid diterjemahkan dengan "gangguan" bukan "kotoran". Kemudian, kita bandingkan kedua terjemahan tersebut di atas tersebut dengan terjemahan dalam bahasa Inggris berikut:

"They ask you about (intercourse during) menstruation. Say it is a harm, so keep away from women during menstruation and do not approac them untill they are clean..."

Pada terjemahan bahasa Inggris di atas, menstruasi disebut sebagai "harm" yang memiliki makna cukup luas, antara lain: hal yang merugikan, hal yang mengganggu, hal yang membahayakan, dan hal yang mencelakakan.

Bila kita hubungkan dengan penelitian medis, tampaknya terjemahan yang terdapat dalam Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab serta terjemahan dalam Bahasa Inggris di atas lebih mengena.

Ayat tersebut turun dalam konteks pertanyaan sejumlah orang kepada Rasulullah saw. tentang boleh atau tidaknya melakukan hubungan seks saat sedang menstruasi. Kemudian Allah berfirman bahwa menstruasi itu adalah hal yang mengganggu, membahayakan, dan mencelakakan (menyangkut hubungan seks ketika sedang menstruasi/sesuai konteks pertanyaan).

Mengapa Allah SWT. mengatakan bahwa menstruasi itu adalah hal yang mengganggu, membahayakan, bahkan dapat mencelakakan dalam konteks pertanyaan tentang boleh atau tidaknya melakukan hubungan intim saat sedang menstruasi? Jawabannya sebagai berikut:

Alat kelamin wanita menjadi saluran yang menghubungkan rongga perut dengan segala sesuatu yang ada di luar. Lubang vagina langsung terhubung menuju mulut rahim, kemudian terhubung ke kiri dan ke kanan tempat saluran telur.

Saluran telur ini bermuara ke rongga perut. Di dalam perut banyak sekali organ-organ tubuh yang sangat penting dan sangat sensitif, seperti usus, hati, pankreas, dan lain-lain. Bila kuman masuk melalui saluran alat kelamin wanita dan kemudian masuk ke dalam perut, akan menimbulkan infeksi yang sangat berbahaya.


Dalam keadaan normal, saluran ini dilindungi oleh lendir-lendir kental yang ada di dalam mulut rahim sehingga kotoran apa pun tidak akan bisa masuk ke dalam rongga perut. Lendir-lendir yang kental ini berisi banyak sekali sel-sel darah putih yang akan membunuh semua kuman yang lewat.

Nah, pada saat menstruasi, lendir ini tidak diproduksi agar darah menstruasi dapat keluar. Bila lendir tersebut masih ada, darah menstruasi tentunya akan terhambat dan tidak bisa keluar. Artinya, pada waktu menstruasi, sumbatan lendir tersebut akan terlepas. Akibatnya saluran kelamin tidak memiliki pengaman, sehingga sangat rentan terhadap serangan kuman.


Pada waktu menstruasi banyak sekali perlukaan dan pembuluh-pembuluh darah di dinding rahim terbuka. Bila ada kuman-kuman yang masuk, dengan sangat mudah kuman-kuman tersebut akan memasuki rahim karena tidak ada lendir yang menghambatnya.


Kuman-kuman tersebut tidak hanya masuk ke dalam rongga perut, tetapi bisa mencapai seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dan dengan cepat menyebar ke otak, ke ginjal, ke jantung, sehingga dapat menyebabkan infeksi di seluruh tubuh, bahkan bisa menimbulkan kematian mendadak.

Juga bila ada udara terdorong masuk ke dalam mulut rahim lalu masuk ke dalam pembuluh darah, kuman akan cepat menuju jantung sehingga menimbulkan gangguan jantung. Bila terbawa ke otak, dengan cepat akan terjadi reaksi alergi, atau akan menyebabkan gangguan otak (mengalami kejang-kejang dan diikuti dengan kematian mendadak).

Kita lihat, bahwa medis dan Islam selalu sejalan. Islam mengharamkan hubungan seks suami-istri pada saat menstruasi dan ternyata memang hal itu sangat membahayakan, bahkan dapat mencelakakan istri.

Bila terdapat hal-hal yang sepertinya bertentangan antara medis dengan Islam, hal itu disebabkan oleh sejumlah hal, antara lain:

  • Pertama, ilmu yang dikuasai manusia masih sangat terbatas, belum sampai pada taraf seperti yang tertera dan dijelaskan di dalam al-Quran.

  • Kedua, interpretasi terhadap ayat al-Quran yang kurang tepat.

  • Ketiga, terjadi bias interpretasi dalam penerjemahan al-Quran ke dalam bahasa selain bahasa Arab (seperti contoh penerjemahan ayat di atas ke dalam bahasa Indonesia). Dalam istilah bahasa, hal seperti ini lazim disebut dengan interpretasi lintas budaya (cross culture interpretation). Salah satu faktor penyebabnya adalah karena tidak ditemukan padanan kata yang tepat.


Karenanya, kita harus terus berupaya mencari dan menggali pengetahuan tentang berbagai hal tersebut. Itulah mengapa dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban (bukan hak) dan harus dilaksanakan secara terus menerus.

Wallahu A’lam...
 
Sumber :
http://dokter-hanny.blogspot.com/2010/10/haid-itu-bukanlah-kotoran.html

Sabtu, 09 Juli 2011

Dokter Umum Didorong Tahu Obat Herbal


Padang, Kompas - Ikatan Dokter Indonesia bersama Kementerian Kesehatan tengah menyusun kurikulum untuk diaplikasikan dalam pendidikan dan pelatihan pengenalan obat-obatan herbal bagi dokter umum di Indonesia. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar IDI Slamet Budiarto mengatakan, penyusunan kurikulum sudah dilakukan selama enam bulan.

”Kurikulum akan diterapkan pada pelatihan bagi para dokter yang sudah berpraktik, terutama dokter umum,” kata Slamet seusai berbicara dalam Seminar Perkembangan Herbal dan Penggunaannya dalam Bidang Kesehatan yang diselenggarakan IDI Kota Padang dan produsen jamu Sido Muncul di Kota Padang, Sabtu (15/5).

Slamet mengatakan, kurikulum tentang obat-obatan herbal diharapkan bisa menjadi salah satu langkah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada obat impor. Di sisi lain, dilakukan upaya penelitian guna mendapatkan sandaran ilmiah bagi tanaman herbal untuk bisa digunakan dalam pengobatan medis.

Menurut Slamet, selama ini obat-obatan herbal baru digunakan pada tingkat promotif, belum sampai pada tingkat kuratif (pengobatan).

Guru Besar Universitas Diponegoro, Semarang, Prof dr Edi Dharmana menambahkan, hambatan terbesar untuk memproduksi dan mengenalkan obat herbal ialah relatif minimnya anggaran penelitian. Penelitian penting untuk uji klinis obat herbal sebelum menjadi fitofarmaka.

”Kita harapkan para dokter mau menggunakan obat herbal. Masalahnya, belum semua obat (herbal) diteliti kandungan aktifnya. Jadi, tidak ada bukti klinis sehingga dokter ragu,” kata Edi yang juga peneliti obat herbal dan ahli imunologi itu.

Edi menyatakan, saat ini di Indonesia baru ada lima obat herbal Indonesia yang lulus uji klinis untuk jadi fitofarmaka, yaitu Stimuno (peningkat kekebalan tubuh), Tensigard Agromed (obat darah tinggi), X-Gra (peningkat gairah seksual laki-laki), Rheumaneer (pengurang rasa nyeri), dan Nodiar (antidiare).

Namun, setelah lolos uji klinis, obat herbal dari bahan-bahan alami tadi harganya relatif mahal dan cenderung sama dengan obat-obatan impor. Contohnya Tensigard Agromed yang terbuat dari seledri (Apium graviolens L) dan tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus Bent).

Menanggapi hal tersebut, Slamet mengatakan, yang terpenting memanfaatkan dan menggunakan dulu obat herbal dari keanekaragaman hayati Indonesia. (INK)

Sumber : Kompas.com

KANKER : Kolaborasi Herbal dan Kemoterapi

Oleh William Barnes dan Ossyris Abu Bakar

Banyak ahli bedah tumor beranggapan kombinasi terapi alami dengan terapi baku konvensional dalam memerangi kanker tidak memiliki peran sama sekali, bahkan berpotensi memengaruhi kinerja obat antikanker, buntutnya output yang memburuk.

Anggapan tersebut rasional terkait menjamurnya pengobatan alternatif berbasis herbal tanpa melalui uji klinis yang ilmiah. Maraknya produk herbal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan potensi terapinya dan efek samping yang ditimbulkan tidak berarti semua produk alami mubazir. Sesungguhnya banyak tanaman yang menyimpan potensi terapeutik yang luar biasa bila digali melalui penelitian ilmiah.
Sebut saja flavonoid—pemberi pigmen tumbuh-tumbuhan—yang terkandung luas dalam tumbuhan dan buah-buahan. Flavonoid juga protektor terhadap serangan mikroba dan serangga. Penyebaran flavonoid yang luas, varietas, serta toksisitas yang rendah menandakan kita dapat mengonsumsi flavonoid dalam jumlah besar tanpa khawatir berdampak buruk terhadap kesehatan.

Flavonoid memiliki peran besar dalam tubuh kita sebagai modifikator respons alami biologis. Banyak penelitian membuktikan peran flavonoid untuk memodifikasi reaksi tubuh pada penyakit. Flavonoid dapat menekan inflamasi (radang), mengontrol kadar gula darah, memperbaiki respons imun, melawan kanker, dan proteksi terhadap penyakit jantung.

Kadar dan tipe flavonoid bervariasi dalam tiap jenis tumbuhan. Kombinasi dan kuantitas flavonoid yang beragam dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai jenis penyakit.
Dengan penelitian ilmiah, kita bisa memahami dan mendapat informasi mekanisme untuk memodifikasi sinyal seluler dan metabolisme, memahami dosis serta kombinasi terapi terbaik untuk pengobatan tertentu.
Inflamasi
Kanker merupakan penyakit inflamasi. Ketika tubuh memproduksi keradangan sebagai reaksi terhadap luka atau infeksi, akan diproduksi substrat yang juga dapat memengaruhi tumbuhnya kanker.
Bila terjadi radang kronis seperti ulkus yang disebabkan bakteri dalam perut, konsekuensinya tidak hanya memicu terjadinya kanker, tetapi sekaligus memicu pertumbuhannya.

Flavonoid berperan dalam memerangi kanker sebagai: antiinflamasi (antiradang), antikanker, dengan merangsang apoptosis (program kematian sel), antimetastasis (antipenyebaran kanker), antiangiogenesis (antipertumbuhan pembuluh darah baru), meningkatkan kerja kemoterapi, dan menurunkan toksisitas kemoterapi

Dengan kemoterapi, angka kesembuhan kanker solid (padat) seperti kanker payudara, ovarium, ginjal, prostat, tulang, dan otak pada orang dewasa 2,3 persen. Rendahnya angka itu memicu resistensi terhadap obat-obat kemoterapi (multi-drug resistance). Membran transpor protein ABCG2/BCRP1 menurunkan konsentrasi kemoterapi intraseluler seperti ironotecan dan doxorubicin.

Protein ABCG2 ditemukan dalam jumlah besar dalam stem sel kanker. Protein itu memicu sel kanker stem sel untuk memulai pertumbuhan tumor pascakemoterapi. Substrat yang menghambat ABCG2 meningkatkan kemosensitivitas sel kanker stem sel terhadap kemoterapi serta memperbaiki respons.

Berbagai jenis flavonoid menghambat ABCG2. Kolaborasi ragam flavonoid seperti apigenin, luteolin, quercetin, genistein, dan kaempferol menghambat pertumbuhan sel kanker pada kanker ovarium pada suatu studi in vitro (angka kesembuhan 80 persen). Flavonoid berpotensi menghambat VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor)—faktor pemicu angiogenesis (tumbuhnya pembuluh darah baru pada kanker). Teh hijau berpotensi menghambat MMP2 (Matrix Metalloprotein 2) dan MMP9 (Matrix Metalloprotein 9).

Untuk memperoleh capaian terapi lebih baik, kombinasi flavonoid, ekstrak murni teh hijau, dan kemoterapi menjadi pilihan yang dapat dicoba. Kombinasi terapi alami dan kemoterapi memberikan hasil lebih baik karena bekerja di jalur yang berbeda sehingga dapat membunuh sekaligus tak memberi peluang tumbuh kembalinya sel kanker.

Kemoterapi dapat membunuh sel kanker, tetapi tidak berdaya terhadap terjadinya kekebalan terhadap obat, juga tidak berpotensi mencegah penyebaran kanker ke organ lain, termasuk pertumbuhan pembuluh darah baru sebagai pemasok makanan bagi pertumbuhan sel kanker.
Untuk mendongkrak angka kesembuhan, pilihan terapi sebisanya berbasis pada pengobatan yang menekan pertumbuhan pembuluh darah baru (angiogenesis), mitosis (pembelahan sel), dan penyebaran ke organ lain (metastasis).

OSSYRIS ABU BAKAR Bekerja sama dengan Resort to Health Medical Clinic Perth

Sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2010/04/19/03025499/Kolaborasi.Herbal.dan.Kemoterapi

SBY Dorong Obat Herbal Jadi Alternatif Pengobatan

CIPANAS, KOMPAS.com — Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang diracik dari tanaman akan terus ditingkatkan melalui budidaya tumbuhan serta penelitian di bidang tersebut sehingga masyarakat memiliki alternatif dalam proses perawatan kesehatan.

Hal itu disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Herbal Indonesia dr Hardhi Pranata Sp, S.MARS, saat mendampingi Ibu Ani Yudhoyono meninjau taman herbal di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Senin (5/4/2010) pagi.

"Nantinya diharapkan pasien memiliki pilihan menggunakan obat herbal sehingga bisa dilakukan pengobatan integrasi dengan obat berbahan kimia. Di RRC sudah ada itu," kata Hardhi Pranata.

Hardhi yang juga salah satu anggota Tim Dokter Kepresidenan menambahkan, pengembangan tanaman untuk obat-obatan di Indonesia memiliki potensi yang besar mengingat setidaknya ada sekitar 4.000 jenis tanaman yang dianggap memiliki khasiat untuk pengobatan.

"Secara empiris, jamu ratusan tahun dipakai oleh masyarakat, saat ini sudah 18 herbal yang lulus standar uji klinis, lima jenis masih proses. Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) ingin ada percepatan. Ini memerlukan sinergi antara Kementerian Kesehatan, Badan POM, Kementerian Pertanian, dan pihak lainnya," katanya.

Hardhi mengatakan, dalam waktu dekat, untuk meningkatkan kompetensi dokter dalam penggunaan obat-obatan berbahan herbal, akan diresmikan program studi magister pengobatan herbal di Universitas Indonesia.

Menurut Hardhi, langkah mengembangkan taman herbal berangkat juga dari anjuran Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih pada 6 Januari 2010 yang mendorong para dokter mau memakai jamu dalam pengobatannya.

Taman Herbalia seluas 2.600 meter persegi yang berada di sisi timur istana tersebut memiliki 207 jenis tanaman herbal yang merupakan percontohan bagi pengembangan tanaman herbal di dalam negeri.

Pusat percontohan

Menurut Kepala Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor Dr Latifah K Darusman, Taman Herbalia Istana Cipanas akan dikembangkan menjadi pusat percontohan pengembangan tanaman untuk obat, salah satunya meningkatkan koleksi dari 207 jenis menjadi 470 jenis pada masa yang akan datang.

Dalam kesempatan itu, baik Hardhi maupun Latifah sepakat bahwa pada masa mendatang perlu keterlibatan produsen obat-obatan untuk memproduksi obat berbahan tumbuhan yang relatif tidak memiliki efek samping, terutama bila dikonsumsi dalam waktu panjang.

"Kami kira nanti trennya demikian, herbal ini multicompound dan bisa saling melengkapi untuk pengobatan, baik penyakit regenaratif seperti kanker dan juga untuk menjaga kesehatan. Ini bisa untuk promotif meningkatkan kesehatan, preventif juga ada, serta kuratif tentunya," kata Hardhi.

Dia menjelaskan, di Eropa dan Amerika Serikat, kecenderungan penggunaan tanaman sebagai bahan racikan obat terus meningkat. Bahkan, ada obat untuk kanker produksi luar negeri yang menggunakan bahan temulawak asal Indonesia. Meski demikian, masih banyak kalangan dalam negeri yang tidak mengetahui hal itu.

Peningkatan penggunaan tanaman berpotensi sebagai bahan obat di Indonesia, katanya, memerlukan kerja sama dan pemahaman semua pihak atas potensi yang dimiliki di dalam negeri.

"Kami mengajak dunia farmasi untuk mulai gunakan herbal karena herbal yang terstandar ini potensinya besar," katanya.

Ibu Ani Yudhoyono didampingi anggota Solidaritas Istri anggota Kabinet Indonesia Bersatu atau SIKIB meninjau Taman Herbalia di Istana Cipanas tersebut.

Sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2010/04/05/10111640/SBY.Dorong.Obat.Herbal.Jadi.Alternatif.Pengobatan