Senin, 21 Februari 2011

8 Efek Cinta yang Membuat Orang Lebih Sehat

Berikut ini artikel yang menarik untuk kita simak. Menarik pula untuk diterapkan, karena bahagia adalah jalan menuju sehat tanpa obat. Mari muslimah, jadilah pribadi yang bahagia dan membahagiakan orang2 yang kita cintai :)


Jakarta, Setiap orang merasakan cinta sejak terlahir di dunia dan banyak kebahagiaan yang dirasakan karena cinta. Tapi ternyata tak hanya itu, cinta juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Apa saja manfaatnya?


Beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang menikah dan memiliki banyak cinta cenderung hidup lebih sehat ketimbang orang yang melajang. Cinta membuat orang lebih sehat secara mental, fisik, sosial dan spiritual.


Dilansir dari LifeMojo, Jumat (9/7/2010), berikut adalah beberapa manfaat cinta untuk kesehatan:


1. Mengurangi stres
Cinta bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk mengurangi tingkat stres. Ketika dalam suatu hubungan intim, kelenjar adrenal menghasilkan dehydroepiandrosterone (DHEA), yaitu suatu hormon yang bertindak sebagai perusak stres. Selain itu, dukungan dari orang tercinta juga akan membantu Anda mengatasi stres.

2. Meningkatkan kesehatan mental
Efek menenangkan dari DHEA pada tubuh dan pikiran meningkatkan pertumbuhan saraf. Hal ini juga bermanfaat dalam pemulihan pertumbuhan saraf yang dihasilkan dalam mengingat memori.

3. Efek anti kanker
Menurut sebuah penelitian di University of Iowa menemukan bahwa pasien kanker ovarium yang memiliki hubungan yang kuat dan memuaskan dengan pasangannya akan mengembangkan sel-sel darah putih yang dapat membunuh sel kanker.

4. Mengurangi sakit
Cinta dapat mengaktifkan bagian dari otak yang mengontrol rasa sakit. Semakin bahagia pernikahan, semakin besar efeknya. Mengurangi tingkat stres juga mengurangi rasa sakit, terutama jika Anda menderita sakit kepala kronis.

5. Melancarkan sirkulasi darah
Ketika bertemu dengan seseorang yang dicintai, otak mengirimkan impuls ke jantung sehingga berdetak lebih cepat dari biasanya. Hal ini menyebabkan peningkatan aliran darah ke tubuh, meningkatkan sirkulasi dan kerja semua organ menjadi lebih efisien.

6. Penyembuhan lebih cepat
Peneliti menemukan bahwa luka sembuh lebih cepat pada orang yang berada dalam hubungan cinta. Menurut penelitian itu, luka melepuh sembuh hampir dua kali lebih cepat pada pasangan yang bahagia dan tenang, dibandingkan dengan hubungan bermusuhan atau tertekan. Peneliti juga menemukan bahwa orang yang sedang jatuh cinta cenderung terhindar dari sakit dari flu dan demam.

7. Mengurangi risiko penyakit jantung
Mengekspresikan perasaan cinta dapat mengurangi kadar kolesterol. Human Communication Research menemukan bahwa orang yang mengungkapkan perasaan kasih sayangnya kepada teman, kerabat atau pasangan memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah. Ini berarti menurunkan kemungkinan serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler lainnya.

8. Tekanan darah baik
Menurut sebuah studi di Annals of Behavioral Medicine, orang yang menikah dan bahagia memiliki tekanan darah terbaik dibanding dengan orang yang melajang atau menikah tapi tak bahagia.

Sumber :
http://www.detikhealth.com/read/2010/07/09/081516/1395943/766/8-efek-cinta-yang-membuat-orang-lebih-sehat

Makan dengan Tangan Lebih Sehat

Diantara sunnah Rasulullah SAW adalah makan dengan menggunakan tangan kanannya. Beliau memakan makanannya dengan tiga jari, lalu menjilati ketiga jari tersebut sebelum membersihkannya. Dan bila ada satu suap makanan terjatuh dari tangan Rasul, beliau tidak akan meninggalkan makanan tersebut, melainkan mengambilnya dari tanah, lalu membersihkannya dan memakannya.

Hal tersebut diatas sesuai tertuang dalam sabda Rasulullah "jika satu suap makanan salah seorang diantara kalian jatuh, ambillah, lalu bersihkan kotorannya, jangan biarkan untuk setan. Jangan membersihkan tangannya dengan sapu tangan, namun jilatlah jari-jarinya karena dia tidak mengetahui bagian mana dari makanannya yang mengandung keberkahan. (HR Muslim).

Rasulullah SAW selalu makan dengan ketiga jarinya. Setelah selesai makan, Rasulullah SAW pun akan menjilati ketiga jarinya itu. (HR Muslim)

Ketika pertama kali membayangkan cara makan dengan menggunakan tiga jari itu, mungkin kita akan merasa bahwa hal itu tidak mungkin kita lakukan apalagi jika harus menjilatnya.
Sebagian orang yang bergaya hidup mewah tidak suka menjilat jari-jarinya karena menurutnya, dia merasa jijik dengan perbuatan tersebut. Padahal jika kita telah mencobanya sekali saja, lalu kita benar-benar melakukannya dengan seksama, kita akan terkagum-kagum dan merasa bingung dengan apa yang kita lakukan.

Rasulullah selalu makan menggunakan tiga jari, karena saat itu tidak menemukan hal lain selain jari yang dapat dipastikan bersih sehingga dapat dipergunakan untuk makan. Kemudian Rasulullah menjilat jari-jari karena menurutnya kita tidak tahu di bagian mana dari makanan kita yang mengandung berkah. Dengan demikian makan dengan tiga jari dan menjilatnya merupakan upaya mengikuti sunnah Rasul dan bernilai ibadah.
Tetapi Apakah tidak boleh dengan empat atau lima jari? Sebenarnya tidak harus menggunakan tiga jari saja. Makan menggunakan lebih dari tiga jari diperbolehkan jika makanan itu mengandung kuah atau sejenisnya yang tidak mungkin dimakan dengan tiga jari.

Lalu apa hikmah dari makan menggunakan jari tangan? Imam Al-Ghazali, dalam kitab Ihya’ Ulumiddinnya, menjelaskan, “Aktifitas makan itu dapat dilihat dari 4 sisi, yaitu makan dengan menggunakan satu jari dapat menghindarkan seseorang dari sifat marah, dengan dua jari akan menghindarkan dari sifat sombong, makan dengan tiga jari akan menghindarkan dari sifat lupa dan makan dengan menggunakan empat atau lima jari dapat menghindarkan dari sifat rakus.


kemudian mengapa Rasulullah menggunakan tiga jari? sesungguhnya makan menggunakan tiga jari akan membuat setiap orang dapat mengukur porsi makanan yang cocok bagi dirinya.
Ia juga dapat menjadikan setiap suap yang masuk ke dalam mulut dapat dikunyah dan bercampur dengan air liur dengan baik sehingga kita tidak akan mengalami gangguan pencernaan.
Allahumma Sholli ’ala Muhammad wa ‘ala alii Muhammad.

Tinjauan Sains Makan dengan Tangan



Banyak orang beralasan makan menggunakan sendok sebagai alasan lebih higienis dibandingkan makan dengan tangan. Padahal belum tentu benar. Menurut penelitian, sendok dan tangan memungkinkan terjadinya kontaminasi dengan bakteri. Sendok bisa lebih bersih dari tangan jika sendok memang dikondisikan pada suatu tempat yang higienis. Paling tidak, kelembapan udara di ruangan selama sendok itu didiamkan tidaklah tinggi sebab uap air adalah medium bakteri berpindah tempat. Namun apakah sendok sendok di rumah kita mendapat penjagaan ketat seperti itu ?

Bagaimana dengan tangan ? Tangan sering terkontaminasi dengan bakteri akibat aktifitas tubuh kita. Sehingga jika kondisi tangan sebelum dicuci, jelas persentasi bakteri dalam tangan akan lebih besar dibandingkan pada sendok yang baru saja dicuci. Maka kita perlu mencuci tangan kita. Ini tidak membunuh bakteri namun menghapus bakteri. Kondisinya sama seperti kita menghapus minyak pada tangan kita dengan sabun.
Pada kondisi yang sama sama telah dicuci baik sendok maupun tangan, tangan memiliki kebersihan yang lebih terjamin. Karena tangan mengandung enzim RNAase yang disekresikan oleh tangan kita. Enzim ini berfungsi untuk kekebalan tubuh kita dan proteksi terhadap bakteri. Enzim ini selali disekresikan. Ketika tangan kamu kotor, enzim ini sedang mengikat bakteri sehingga aktifitas bakteri itu tidak dapat maksimal. Namun jika sangat kotor maka persentase bakteri akan jauh lebih besar sehingga bakteri akan menaklukan pengaruh dari RNAase. Saat tangan kamu dicuci, bakteri terkikis sehingga persentase enzim menjadi lebih banyak. Saat kamu makan, enzim ini terus mengikat bakteri dan masuk ke dalam tubuh kamu. Enzim tersebut membunuh bakteri selama proses pencernaan.

Bagaimana dengan sendok? ketika sendok dicuci, tidak semua bakteri terkikis. Termasuk masih menempelnya bakteri yang membahayakan tubuh sebab bakteri tidak sepenuhnya merugikan. Ketika kamu makan dengan sendok, bakteri yang membahayakan tersebut akan masuk ke dalam tubuh tanpa adanya perlawanan dari enzim RNAase.

Lalu bagaimana dengan pemakaian cairan pembersih ? Tidak apa apa, sebab sistem kerjanya adalah merusak lapisan membran terluar pada bakteri sehingga bakteri akan lebih nonactive.

Apa yang Terjadi Jika Makan Sambil Berdiri?

Apabila kita makan sambil berdiri, maka akan terjadi reflux asam lambung. Dengan kata lain, asam lambung akan naik ke saluran esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Iritasi sel kerongkongan ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pH 1 – 2,5) dan kadang ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada (disebut sebagai “heartburn”). Bila kita tetap bandel membiasakan makan atau minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang, iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi dan menyebabkan kanker saluran esofagus. Cara mencegah reflux asam lambung ini adalah dengan makan sambil duduk.

Tak hanya makan minum sambil berdiri, ada 2 hal lain yang juga dapat menyebabkan reflux asam lambung dan “heartburn” yaitu : (1) Makan minum kekenyangan, (2) Tidur atau berbaring setelah makan.

Untuk poin satu, jelas. Lambung memang dapat mengembang 6 kali lipat ketika diisi sampai benar-benar penuh. Makin banyak makanan yang tertampung dalam lambung, lambung pun harus bekerja ekstra keras mengeluarkan asam lambung lebih banyak untuk mencerna makanan di dalamnya. Apabila lambung terlalu penuh, kelebihan asam lambung malah akan mengalir naik ke saluran esofagus. Asam lambung juga dapat mengalir ke saluran esofagus bila kita tidur atau berbaring setelah makan. Kedua kebiasaan ini sama berbahayanya dengan makan-minum sambil berdiri, yakni iritasi sel kerongkongan yang mengundang kanker saluran esofagus dalam jangka panjang. Untuk mencegah reflux asam lambung, seseorang harus menunggu 2 – 4 jam setelah makan kemudian barulah ia boleh berbaring atau tidur. Memang tidak salah juga bila Rasulullah SAW pernah bersabda :

”Janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras.”(HR Abu Nu’aim dari Aisyah r.a.)

Sumber pustaka : 
Buku Understanding Nutrition. 
http://pappareta.wordpress.com/2010/10/24/makan-pakai-tangan-lebih-bersih-daripada-pakai-sendok/
Inilah Makanan Rasulullah SAW. Prof.Dr.’Abdul Busith Muhammad as- sayyid.

Cara Membersihkan Sayur dan Buah dari Pestisida

img (Foto: thinkstock)
Jakarta, Pestisida digunakan untuk mencegah hama pada tanaman buah dan sayur. Sayangnya, kandungan pestisida tersebut bisa berbahaya bagi tubuh manusia dalam jangka panjang. Ini caranya menghilangkan pestisida dari sayur dan buah.

Buah dan sayur sudah dipercaya sebagai makanan sehat yang kaya serat. Tapi laporan kesehatan terbaru justru menemukan 67 jenis pestisida yang akhirnya membuat buah dan sayur 'kotor'.

Pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat atau membasmi hama, penyakit dan gulma yang tidak berpengaruh pada tanaman. Pestisida seringkali disebut sebagai 'racun'. Tapi banyak petani yang menggunakan pestisida untuk mencegah kerusakan atau pembusukan.

Dalam jumlah tertentu, penggunaan pestisida untuk tanaman buah dan sayur masih dapat ditolerir tubuh. Namun bila jumlahnya berlebihan bisa membahayakan untuk kesehatan, seperti menyebabkan kanker, ADHD pada anak, gangguan sistem saraf, gangguan tiroid dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Berikut beberapa cara untuk mengurangi dan membersihkan sayur dan buah dari pestisida, seperti dilansir Hubpages, Selasa (1/2/2011):
  1. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir sebelum memegang produk makanan, termasuk saat akan mencuci buah dan sayur.
  2. Cuci buah dan sayur dengan air bersih dan mengalir untuk membersihkan sisa-sisa tanah dan kotoran yang menempel.
  3. Gunakan sikat gigi atau sikat yang lembut untuk membersihkan pestisida dari buah dan sayur, serta tetap gunakan air yang mengalir.
  4. Buang daun terluar dari sayuran berdaun dan kemudian bilas dengan air bersih dan mengalir.
  5. Kupas kulit sayur dan buah yang memiliki kulit tebal, terutama buah dan sayur yang dilapisi lilin.
  6. Untuk menghilangkan lilin juga bisa dengan dicuci dengan air hangat yang dicampur garam dan air lemon atau cuka.
  7. Jangan gunakan deterjen atau sabun yang dapat meninggalkan sisa bahan kimia lain di buah dan sayur.
  8. Memasak membantu mengurangi beberapa sisa pestisida dalam buah dan sayur yang tidak hilang saat dikupas atau dicuci.
  9. Sebaiknya belilah buah dan sayur organik bila Anda tetap takut dengan pestisida.
  10. Jika memiliki kebun, Anda juga bisa menanam sendiri buah dan sayur sehingga dapat dipastikan tidak mengandung pestisida.
http://health.detik.com/read/2011/02/01/123514/1557897/766/cara-membersihkan-sayur-dan-buah-dari-pestisida?881104755

Mengenali Warna dan Manfaat Buah juga Sayuran

Para sahabat yg baik, ternyata warna pada buah dan sayur mewakili kandungan di dalamnya lho. Yuk, kita cermati artikel berikut:



Warna Jingga

Zat yang terkandung :
1. Betakarotin untuk mencegah penuaan sel (radikal bebas). Betakarotin dalam tubuh berubah menjadi Vit A untuk kekebalan tubuh.
2. Vit A untuk kesehatan mata.
Sayuran Warna jingga
Contohnya: ubi jalar merah, labu kuning dan wortel
Zat yang terkandung :
1. betakarotin.
2. kalsium pektat untuk menurunkan kadar lemak dalam darah pada Wortel.

Warna Merah
Buah Warna Merah
Contohnya: Strawberry, tomat, jambu biji merah dan Semangka.
Zat yang terkandung :
1. Zat Antosianin
• Mencegah Infeksi dan kanker katong kemih
2. Zat Likopen
• Menghambat kemunduran fungsi fisik dan mental
• Mencegah pikun
• Bermacam-macam kanker.
Sayuran Warna Merah:
Contohnya: Terung, kol merah dan bayam merah.
Zat yang terkandung :
1. Pygmen merahnya mengandung Flavonoid sebagai antikanker
2. Warna merah pada kol merah fitokimia dan vit C 2X dari kol putih.
(santap mentah)

Warna Kuning

Buah Warna Kuning
Contohnya: Belimbing, nanas, pisang Nanas
Zat yang terkandung :
1. kalium untuk mencegah stoke dan jantung koroner.
2. dijus mencegah diare dan penyembuhan radang.
Sayuran Warna Kuning
Contohnya: jagung muda dan paprika
manfaatnya mencegah serangan jantung, stoke dan katarak.

Warna Hijau

Buah Warna Hijau
Contohnya: Melon,alpukat,anggur hijau
Zat yang terkandung :
1. mengandung asam alegat berfungsi untuk menghambat sel kanker.
2. mengandung kalium berfungsi untuk menormalkan tekanan darah.
Sayuran Warna Hijau :
Contohnya: Bayam,chai sim, daun singkong
Zat yang terkandung :
1. vitamin C , B kompleks,
2. zat besi
3. kalsium
4. magnesium
5. fosfor
6. betakarotin
7. serat.
Kekurangan sayuran hijau mengakibatkan kulit kasar dan bersisik.


Warna Putih

Buah Warna Putih
Contohnya: Sirsak,duku, klengkeng, dan leci
Zat yang terkandung :
1. vit C yang tinggi
2. serat.
Sayuran Warna Hijau Putih :
Contohnya: Toge, kol, kembang kol, sawi putih, rebung, jamur

Zat yang terkandung :
1.Vitamin C
2. Vitamin E
3. Senyawa antikanker pada Jamur, kol, dan kembang kol

Yang harus diperhatikan.
1. Pada makanan yang mengandung tambahan kimia sintetis seperti pewarna, baking soda, bensoat, penyedap makanan dan esense. Bahan-bahan ini menjadi sumber radikal bebas yang merangsang jaringan menjadi heperaktif dan memicu timbul kanker. Semua makanan itu perlu dihindari.
2. Mengurangi penggunaaan MSG / vitsin / moto dalam proses memasak. Karena MSG tersebut akan menimbulkan kanker.
2. Konsumsi sayuran hijau sebaiknya dalam jumlah besar setiap hari, dengan kombinasi sayur warna jingga dan kuning, merah-unggu dan putih.

sumber : http://education.feedfury.com

7 kunci sehat ala Hiromi Shinya

Add caption
Hiromi Shinya dalam Buku "THE MORACLE OF ENZIME" memaparkan bahwa seluruh tubuh dan funginya yang tak terhitung banyaknya dapat dipahami dengan sebuah kata kunci yaitu enzim. Makhluk hidup, entah manusia, hewan atau tumbuhan sekalipun tak akan dapat bertahan tanpa adanya enzim. Lebih dari 5000 jenis enzim vital diciptakan dalam sel-sel tubuh kita dan kita juga memproduksi enzim dengan menggunakan enzim yang terdapat di dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Bila kita kekurangan enzim tertentu atau yang lebih parah kehabisan enzim tertentu maka timbullah penyakit.

 40-Year-Old Puzzle Related Liver Enzyme Function Solved 
Sehingga secara umum, bila ingin menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit maka kita perlu memperhatikan apa, kapan dan bagaimana makanan dan minuman kita. Dan karena makanan dan minuman dapat ‘digunakan’ oleh sel-sel tubuh kita setelah melewati organ pencernaan, maka penting sekali menjaga agar lambung dan usus kita selalu sehat (dari pengalamannya sebagai ahli endoskopi gastrointestinal, ia memperlajari bahwa bila sistem pencernaan seseorang besih maka orang tersebut dapat melawan penyakit jenis apa pun dengan mudah, sebaliknya bila sistem pencernaan seseorang tidak bersih orang tersebut rentan menderita suatu penyakit). 


Untuk singkatnya ada beberapa faktor yang harus dilakukan (atau dihindari) untuk menjaga agar karakteristik lambung dan usus tetap baik yang oleh Dr. Shinya disebut 7 kunci untuk hidup sehat :

  1. Menu makanan yang baik, yaitu terdiri dari :
    1. 85-90% makanan nabati berupa biji-bijian, sayuran dan buah-buahan (yang paling baik adalah yang ditanam secara organik, karena bahan kimia hanya memboroskan ‘energi dan enzim’ yang sebenarnya bisa dipakai untuk keperluan lain tubuh kita ).
    2. Sekitar 10-15% berupa protein, sumber paling baik adalah ikan kecil (karena ikan besar mengandung merkuri) dan konsumsi daging sapi atau domba harus dibatasi atau dihindari.
    3. Makanan dan bahan yang harus dihindari/dibatasi : teh hijau jepang, teh cina, kopi, makanan yang manis dan gula, nikotin, alkohol, cokelat, lemak dan minyak, garam meja biasa (gunakan garam laut yang mengandung mineral)
    4. Cara makan yang baik adalah berhenti makan 4-5 jam sebelum tidur, mengunyah setiap suap 30-50 kali, makan buah atau minum jus 30-60 menit sebelum waktu makan dan konsumsilah lebih banyak makanan mentah atau dikukus sebentar ( menggoreng sangat tidak dianjurkan),
  2. Mengkonsumsi air yang baik yaitu air yang memiliki kekuatan reduksi yang besar, yang belum terpolusi oleh zat-zat kimia.
    1. Orang dewasa sebaiknya minum 6-10 gelas setiap hari
    2. Minum 1-3 gelas air setelah bangun tidur pagi hari
    3. Minum 2-3 gelas air sekitar 1 jam sebelum setiap waktu makan
  3. Pembuangan yang teratur (jangan gunakan obat pencahar)
  4. Olah raga secukupnya (olah raga berlebihan justru akan menghasilkan sejumlah radikal bebas yang besar)
  5. Istirahat yang cukup
a. Pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam dan dapatkan tidur 6-8 jam tanpa terputus
b. Lakukan tidur singkat setelah makan siang (sekitar 30 menit)
6. Pernapasan dan meditasi
a. Bermeditasi
b. Berpikiran positif
c. Kenakan pakaian longgar yang tidak menyesakkan napas
7. Kebahagiaan dan cinta
a. Kebahagiaan dan cinta akan meningkatkan faktor enzim tubuh, terkadang bagai keajaiban
b. Luangkan waktu untuk sikap menghargai
c. Hidup penuh semangat dan hadapi hidup, pekerjaan dan orang-orang yang Anda cintai dengan sepenuh hati.

Saya sangat sependapat dengan Hiromi, dan menurut saya ada satu hal yang sangat penting yang perlu ditambahkan untuk mendapatkan kesehatan yang utuh lahir dan batin, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berusaha mematuhi segala perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya. Memang, menjaga kesehatan cukup sulit, butuh pengorbanan dan terkadang cukup mahal harganya. Tetapi bila kita sakit, tidak saja lebih mahal harganya, melainkan juga lebih terasa sulitnya..Bagaimana pendapat Anda?

Sumber : http://mariasonhaji.wordpress.com/2008/09/21/menjaga-kesehatan-melalui-makanan/ 

DNA : Pikiranmu Jadi Sumber Penyakit dan Kesembuhan

Selama ini kita masih sulit memahami bagaimana mekanisme pikiran positif dapat mempengaruhi kesuksesan, kesehatan, dan kebahagiaan kita. Lima abad lalu bahkan baru 5 dekade yang lalu, manusia  percaya bahwa kesakitan atau kesembuhan murni datang dari Sang  Pencipta sebagai cobaan. Sebelum dunia kesehatan dan medis menemukan fatogen-fatogen eksternal dan internal, bibit penyakit seperti Malaria, Kolera, Tifus dianggap sebagai kiriman setan atau cobaan dari Tuhan. Begitu juga, masyarakat kita saat inipun sempat mengabaikan aspek unsur kimiawi yang terrkandung dalam batu Ponari  yang dapat menyembuhkan + fakor sugesti/pikiran positif dan langsung menjudge bahwa itu syirik (ada setan) atau sebaliknya itu mukzizat dari Allah/Tuhan yang diperantarakan.
Jika boleh saya menilai, maka pola sikap dan pemikiran “short-cut” (asal bunyi tanpa observasi, data dan pengujian) seperti itu tidak jauh berbeda dengan pola pemikiran kita 5 abad yang lalu, hanya saja saat ini masyarakat telah memiliki knowledge yang lebih mengenai patologi. Namun, pemikiran yang sengaja kita batasi untuk mengeksplor lebih mendalam fenomena-fenomena alam sebagai source of knowledge tampaknya menjadi penghalang terbesar kemajuan pendidikan teknologi bangsa kita. Ini berimplikasi tumbuhnya kultur bangsa yang hanya lebih cenderung menjadi bangsa pengguna (customer-consumer) produk luar, bukan producer atau inventor.
DNA dan Kehidupan

Pertanyaan sekarang adalah apakah kita percaya bahwa penyakit, kesehatan ataupun penyembuhan bergantung  pada faktor-faktor lain seperti pikiran dan mental kita? Benarkah sebagian besar penyakit muncul dari pikiran negatif kita? Sebelum kita mempercayai sesuatu (dalam konteks ini), alangkah lebih baiknya kita melakukan investigasi dan penelusuran mendetil.
Seperti tulisan saya sebelumnya mengenai Analisis Faktor Penyembuhan Air Ponari, saya mengemukakan bahwa kemungkinan faktor penyembuhan ala Ponari adalah faktor mental, sugesti, dan probability unsur kimia yang terkandungnya.  Selain itu, saya juga melampirkan salah satu hasil penelitian mengenai dampak sugesti pada penyembuhan di Barat. Dan juga fenomena-fenomena seperti mengapa kita merasa mulai sembuh tatkala  baru menemui sang dokter.
Dan pada kesempatan ini, saya akan mengutip hasil penelitian Kazuo Murakami, Ph.D (Profesor Genetika) dalam bukunya, “The Divine Message of DNA“, yang membuka tabir tersembunyi di dalam DNA, “prosesor”-nya sel-sel tubuh kita.  DNA (DeoxyriboNucleic Acid) atau asam deoksiribonukleat merupakan asam nukleat yang berisi kode genetik yang berfungsi sebagai blue print (cetak biru) segala aktivitas kita terutama sel kita. Dengan informasi DNA, maka sel dan jaringan di kepala akan menumbuhkan rambut yang terus tumbuh, sedangkan bulu di alis akan tumbuh dengan panjang tertentu (hm..coba kalo bulu alis atau mata tumbuh terus), begitu juga sel jari, telinga, mata dan seterusnya. DNA menjadi fondasi pertumbuhan sel, menyusun dengan tepat protein dan molekul RNA, lalu membentuk jaringan, organ hingga tubuh kita. Dalam hal ini, DNA sangat mempengaruhi aspek fisik kehidupan kita. Sedangkan aspek fisik (lingkungan) turut mempengaruhi mental kita, begitu juga sebaliknya.

Pengaruh Pikiran Pada Kesehatan dan Penyakit Secara Ilmu DNA
Dalam buku “The Divine Message of DNA” (DM-DNA) yang telah diterbitkan Mizan dengan judul “Tuhan dalam Gen Kita“, dikatakan bahwa kode-kode genetik DNA memiliki karakteristik on (nyala) dan off (padam). Tiap orang memiliki DNA yang mengandung semua bakat sekaligus perintang (bukan bakat) yang terprogram dalam 70 triliun kombinasi kode gen.  Artinya kode gen bakat piano dan anti-nya telah terprogram dalam gen kita. Hanya saja, apakah gen bakat kita cenderung atau sebaliknya antinya yang aktif (mirip mekanisme on-off pada sistem digital 0-1 atau biner). Begitu juga, gen kanker beserta antinya, gen tumor beserta antinya, gen cerdas beserta antinya, akan aktif atau tidak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan [aspek lingkungan : makanan, lingkungan, suara, dst] dan pikiran. Begitu juga hipotesa graviton pasti memiliki antinya yakni anti-graviton.
Idealnya adalah kode gen positif yang aktif, sedangkan gen yang berbahaya dinonaktifkan. Dan berpikir positif merupakan kunci penting dalam mengaktifkan kode tersebut. Jika kita mengerti tentang sistem mikroprosesor atau mikrokontroller, maka kita akan mudah mengerti gen aktif sebagai high state (misalnya 5 volt DC) dan gen non-aktif sebagai low state (misalnya 0 volt DC). Dalam hal ini, berpikir positif merupakan “tombol” untuk mengaktifkan gen-gen positif dan memadamkan kode gen negatif, dan sebaliknya berpikir negatif menjadi “tombol” untuk mengaktifkan gen negatif dan memadamkan gen positif. Berbagai kasus dan penelitian diungkapkan secara rinci di buku Kazuo Murakami, Ph.D tersebut.
Konsep pikiran positif dan negatif telah menjadi frasa yang sangat familiar di telinga kita yakni “berpikirlah positif“, atau “ambil sisi positif“. Berpikir positif hendakya disertai rasionalitas terlebih dalam mengambil suatu keputusan. Disis lain, sejak kecil sebagian dari kita  lebih banyak mendapat porsi informasi negatif daripada positif. Kita cenderung mudah mengingat hal-hal negatif ketimbang hal positif yang kita alami atau peroleh. Terlebih dalam kondisi buruk, kita akan sulit untuk berpikir positif.

Gambar Struktur DNA
Pikiran Positif dan Negatif dari Aspek Entropi
Kazuo Murakami berusaha menjelaskan perbedaan pikiran positif dan negatif dari aspek entropi. Entropi merupakan istilah dalam dunia fisika maupun kimia yang menjelaskan fenomena ketidakteraturan alam semesta yang dipelajari dalam Second Thermodynamic Law (Hk. Termodinamika II). Hal ini dapat dijelaskan sederhana dalam fenomena dimana setetes tinta akan menyebar luas dalam sebuah baskom berisi penuh air. Dan mengapa tinta tidak berkumpul saja dalam satut titik atau tidak menyebar?
Fenomena penyebaran setetes tinta merupakan hukum alam yang alami yakni entropi. Hanya saja, apakah penyebaran secara cepat atau lebih lambat tergantung pada faktor-faktor luar seperti suhu/pemanasan, konsentrasi, atau pengadukan. Jika airnya cukup dingin (agak membeku) dan kita tidak mengaduknya, maka tinta tersebut tidak akan menyebar cepat. Hal ini serupa dengan kejadian sehari-hari kita. Ketika kita menghadapi masalah atau sakit, apakah batin kita bertambah tergoncang atau sebaliknya. Semakin batin dan pikiran kita tergoncang, maka penderitaan atau penyakit kita akan semakin parah. Sedangkan jika batin dan pikiran kita tenang dan berpikir positif, maka penderitaan atau penyakit kita akan berkurang bahkan dengan bantuan obat + do’a, penyakit dapat kita sembuhkan. Hal ini mirip dengan mengangkat tetesan tinta di atas es, bukanlah air yang mendidih. Sehingga pada fenomena Ponari, terlepas dari kandungan kimiawi pada batu tersebut, kita akan mudah mengerti bahwa penyembuhan pasien sangat ditentukan oleh faktor mental atau sugesti sang pasien.
Penyebaran setetes tinta ini merupakan fenomena penguraian atau dalam materi atau zat lain mengalami ketidakteraturan atau pembusukan. Inilah disebut sebagai entropi.  Tinta akan mudah bercampur dengan air (bahkan tanpa energi luar), sedangkan untuk memisahkan tinta dari air dibutuhkan energi ekstra.  Fenomena tinta juga berlaku untuk semua jenis materi, termasuk materi penyusun tubuh kita (DNA).
Sejak kita dilahirkan, tubuh kita sedang mengalami perubahan, dan secara bertahap tubuh kita akan tumbuh dan kemudian menuju ambang kematian atau kehancuran. Satu-satunya alasan ilmiah mengenai hal ini adalah keberadaan gen kita yang cenderung bergerak menuju penguraian atau kehancuran. Ini adalah fenomena alami, sangat alami (hukum alam atau Tuhan). Dalam kata lain, tubuh kita terlahir dengan dilengkapi oleh sebuah program untuk mematikan sel.
Jika gen tiba-tiba bekerja dengan kemampuan penuh, hasilnya adalah kematian mendadak karena gen-gen itu akan rusak. Namun, biasanya gen kita bekerja untuk menjaga agar kita tetap hidup dan mencegah peningkatan entropi. Dengan kata lain, hidup dapat dilihat sebagai  menjalani proses yang secara alami bergerak menuju kematian dan penguraian serta mengarahkannya pada keteraturan ….. (DM-DNA : Kazuo Murakami Chapter 2)
Ini berarti bahwa tubuh juga memiliki kecenderungan untuk mempertahankan nilai entropi yang stabil, atau memperlambat proses meningkatnya entropi. Kemampuan tubuh untuk memperlambat peningkatan entropi (gen-gen) sangat ditentukan oleh faktor mental kita. Gen-gen dan enzim-enzim yang diproduksi sesuai perintah masing-masing memiliki peran penting untuk mengurangi entropi. Tapi perlu diingat bahwa kecenderungan tubuh adalah menyembuhkan secara bertahap, bukan perubahan mendadak.
Jika kita menerapkan prinsip entropi pada konsep pikiran positif dan negati, wajarlah untuk menganggap bahwa pikiran positif menyebabkan pengurangan entropi, sementara berpikir negatif menyebabkan peningkatan entropi. Anda akan melihat mengapa hal ini terjadi dalam penelitian diabetes – tertawa yang akan dijelaskan berikutnya  ….. (DM-DNA : Kazuo Murakami Chapter 2)
Kazuo Murakami, Ph.D melakukan penelitian mengenai efek pikiran positif/gembira yakni tertawa dengan pikiran negatif (tegang, jemu, bosan) pada penderita diabetes. Penelitian tersebut mendapatkan hasil spektakuler yakni tawa (rasa senang) memiliki efek menguntungkan bagi tingkat glukosa darah. Mereka menemukan bahwa 23 gen teraktivitasi berkat pasien tertawa. Dan salah satu gen yang berhasil Tim Kazuo Murakami identifikasikan ketika seseorang tertawa (pikiran positif) adalah gen reseptor D4 dopamin (DRD4), yang terkait dengan penghambatan kerja enzim adenyil cyciase, yang memegang peranan penting dalam peningkatan glukosa darah. Sedangkan hal ini  (pengaktifan gen-gen positif) tidak terjadi pada pasien yang kondisinya tegang, jemu, bosan.

Efek Pikiran Positif dan Pikiran Negatif
Dari penelitian-penelitian efek pikiran positif terhadap gen yang menjadi sumber utama pertumbuhan dan fungsi sel, maka dapat ditarik satu pengetahuan baru yakni emosi positif dapat memicu tombol genetik. Jika tubuh dapat direpresentasikan sebagai sistem yang terdiri dari mental/batin/pikiran dan tubuh/fisik/DNA, maka antara tubuh dan batin akan memiliki hubungan saling terkait (dependence relationship). Untuk manusia secara umum, maka ketika mentalnya bermasalah (stress, tegang, takut), maka fisiknya pun akan terganggu. Fisiknya akan mudah terserang penyakit dan bibit penyakit. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang mengalami penderitaan fisik, maka hal tersebut dapat mempengaruhi batin atau mentalnya.
Tentu kadar kesalingterkaitan antara batin dan fisik sangat tergantung pada kematangan mentalnya. Yakni dalam hal ini berhubungan dengan pengalaman (kedewasaan), iman (keyakinan), kebiasaan atau latihan (training dan motivasi). Sehingga, cara termurah dan efektif dalam menguatkan mental adalah do’a yang semua agama mengajarkannya. Dari do’a, shalat, zikir, meditasi atau sejeninya, maka bagi seseorang yang memiliki pemahaman yang baik terhadap ajaran agama, akan lebih mudah menghadapi tantangan lingkungan (faktor lingkungan, masyarakat, bahkan tubuh bagi mental, dan pikiran bagi tubuh). [Catatan : tubuh dapat menjadi lingkungan bagi sistem mental/pikiran, begitu juga sebaliknya unsur mental/pikiran dapat menjadi sumber eksternal (lingkungan) bagi DNA/tubuh kita).
Dengan pemahaman ini, seyogyanya seorang yang memiliki kedalaman praktik dan pemahaman suatu agama akan memiliki keadaan mental yang stabil dan selalu memancarkan emosi positif dari hati dan pikirannya. Batinnya tidak akan mudah goyah ketika pujian atau celaan menimpa dirinya. Dikala mendapat keuntungan dan rezeki, batinnya akan stabil dan tetap memancarkan emosi positif yakni grateful (bersyukur), humble (rendah hati) dan generous (bermurah hati). Begitu juga, ketika giliran ketidakberuntungan menimpanya, grateful, humble dan generous tetap terpatri dalam mentalnya.  Sehingga secara kasat mata, maka seseorang yang bergebu-gebu dan lantang menghujat dan memaki orang lain karena berbeda pendapat atau berbeda keyakinan, akan menjadi objek pertanyaan besar yakni "benarkah ia telah menjalankan agamanya dengan baik dan benar?"

Sehat atau Sakit datang dari Pikiranmu
Ini merupakan bagian akhir dari tulisan saya. Jika kita telusuri secara mendalam, maka penyakit atau kesembuhan (sehat) sangat tergantung pada pikiran atau sikap mental kita. Sugeti merupakan cara efektif untuk mengaktifkan gen positif dan memadamkan gen negatif. Sugesti dapat muncul dari keyakinan kuat atas do'a, keyakinan kuat pada benda/materi (obat, jimat, batu, dsb), dorongan keluarga dan sahabat (misalnya : menjenguk rekan sakit), dan masih banyak lagi. Inilah mengapa orang dengan beragam agama dan kepercayaan bahkan bagi mereka yang tidak percaya sama Tuhan sama sekalipun, dapat mengalami penyembuhan asalkan mereka percaya atau memiliki sugesti akan penyembuhan yang disertai "perantara". Perantara dapat berupa obat tradisional, jamu, obat kimia, urut/pijak, terapi infra merah, air putih dan sejenisnya.
Jadi, kekuatan berpikir positif memiliki pengaruh yang sangat besar pada tiap orang. Hal ini terlihat jelas ketika seseorang jatuh sakit. Jika seseorang dokter memberitahu pasiennya bahwa ia (pasien yang bermental kurang stabil) menderita kanker, hal ini akan membuat pasien mengalami depresi yang berujung pada memburuknya kondisi kesehatan. Sehingga hal ini pun diterapkan oleh dokter-dokter untuk tidak memberitahu secara langsung kepada pasien yang mengalami penyakit kronis yang sulit disembuhkan seperti kanker.
Dalam sisi lain, seorang akan mulai mengalami penyembuhan yang sangat progresif tatkala mendapat dorongan dan motivasi dari keluarga, sahabat dan dokter yang merawat. Bahkan tidak sedikit orang mendapat "keajaiban" penyembuhan dengan latar suku, ras, agama yang berbeda-beda. Dalam penelitian genetika ini, maka proses ini disebut sebagai penyembuhan diri sendiri. Konsep penyembuhan diri sendiri telah muncul sejak zaman dahulu kala, bahkan hewan-hewan dihutan pun melakukan hal yang sama ketika mereka (hewan) jatuh sakit. Hal ini dapat dijelaskan karena tubuh (DNA) memiliki kode genetik untuk melakukan penyembuhan sendiri. Hanya saja, apakah pikiran/mental kita mengizinkan tubuh kita untuk melakukan penyembuhan sendiri? Apakah pikiran/mental/kebiasaan hidup mengizinkan perubahan dalam cara makan (jenis makanan, sayur, buah, alami atau buatan), atau kebiasaan (rokok, alkohol, zat aditif dan adiktif)?
Jika batin/mental mengizinkan (berusaha) berpikir positif dan penyembuhan serta sehat, maka kebahagiaan, kesembuhan, dan hidup sehat akan menjadi milik kita. Karena pada hakekatnya, dalam setiap gen kita memiliki potensi untuk menimbulkan penyakit, dan pada saat yang sama, juga gen dapat mencegah penyakit.
Hanya saja, kita mau milih yang mana, untuk hidup dengan pemikiran positif atau negatif. Apakah kita mengingankan hidup sehat atau berpenyakit, tergantung pada mental Anda. So, jangan lupa untuk terus memancarkan pikiran positif ke setiap elemen kehidupan.
Jadi, apakah Anda percaya bahwa sakit atau sehat sangat bergantung dari pikiran Anda? Jika percaya, kembangkan pikiran positif yang tentunya disertai rasionalitas. Agar sehat dan cerdas.
Terima kasih, Semoga Bermanfaat.

Sumber : http://nusantaranews.wordpress.com/2009/03/08/sakit-atau-sehat-datang-dari-pikiran-percayakah/