Kamis, 24 Februari 2011

Heboh Melamin dalam Susu dan Wadah Makanan



Akhir tahun 2008, Badan POM menemukan melamin dalam produk susu impor. Sedangkan pada bulan Juni ini, ada Public Warning tentang peralatan makan bermelamin palsu. Melamin dalam susu atau melamin palsu sama berbahaya, seperti apakah keduanya bekerja mengancam kesehatan manusia?

Setelah sempat menjadi bahan pembicaraan pada akhir tahun 2008, di pertengahan tahun 2009 berita tentang melamin kembali menghangat. Jika pada akhir tahun 2008 masyarakat digemparkan oleh pemberitaan tentang susu yang bercampur dengan melamin, maka di pertengahan tahun 2009 masyarakat kembali digemparkan dengan ditariknya sejumlah peralatan makan melamin yang menghasilkan residu formalin.

Melamin biasa ditemui pada plastik, lem, papan tulis (whiteboard), peralatan makan dan minum, dan lainnya. Melamin yang lazim dipakai untuk membuat peralatan makan merupakan polimer yang terbentuk dari reaksi antara senyawa fenol dan formaldehid. Dalam bentuk melamin, sifat racun formaldehid akan hilang.

Formaldehid akan terbentuk kembali dan terlepas dari bentuk polimer melamin apabila terjadi reaksi depolimerisasi (pemecahan rantai polimer) pada melamin akibat paparan panas, sinar ultraviolet, gesekan, atau tergerusnya permukaan melamin. Sedangkan tiruannya, atau dikenal sebagai melamin palsu merupakan hasil persenyawaan urea dan formaldehid. Urea adalah bahan dasar dalam pembuatan pupuk dan karena strukturnya, melamin yang terbuat dari urea dan formaldehid kualitasnya tidak sebaik melamin asli dan juga berbahaya bagi kesehatan. Penambahan melamin kedalam makanan tidak disetujui oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), salah satunya karena bahaya pelepasan senyawa dari melamin yang dapat membahayakan kesehatan.

Melamin Dalam Susu

 

Produk susu yang mengandung melamin sebagian besar diimpor dari Cina. Di negara ini, terdapat produsen susu yang melakukan pengolahan susu murni dengan menambahkan air dengan tujuan menambah volume susu murni. Pengenceran susu murni dengan penambahan air dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi protein dalam susu. Susu yang sudah dicampur dengan air ini selanjutnya diolah menjadi produk lain seperti susu formula untuk anak-anak. Konsentrasi protein dalam susu biasa diukur berdasarkan kadar Nitrogen yang terkandung dalam susu tersebut. Sehingga, untuk menggantikan kadar protein yang turun akibat pencampuran air, ditambahkan zat lain yang mengandung Nitrogen, seperti melamin, kedalam susu. 

Efek melamin secara langsung terhadap manusia belum diketahui, tetapi penelitian terhadap hewan telah dilakukan. Pada penelitian ini, diamati efek melamin terhadap hewan dengan pemberian makanan hewan mengandung melamin. Hasil penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa melamin berpotensi menyebabkan timbulnya batu pada saluran kemih, dan bila ditambahkan asam sianurik, yang juga terbukti ditemukan dalam makanan hewan tersebut, dapat menimbulkan batu ginjal. Akibatnya adalah menghentikan produksi urin, gagal ginjal, dan kematian.

Gejala keracunan melamin diantaranya adalah darah pada urin, penurunan produksi urin atau bahkan berhenti sama sekali, ataupun infeksi ginjal dan tekanan darah tinggi. Mengingat infeksi ginjal dan tekanan darah tinggi tidak hanya merupakan efek dari keracunan melamin, maka apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Di Indonesia sendiri, berdasarkan Keterangan Pers Badan Pengawasan Obat dan Makanan  (BPOM) tanggal 27 September 2008 menjelaskan bahwa terdapat 6 produk mengandung susu yang diimpor dari Cina yang ditemukan positif mengandung melamin dan 6 produk ilegal lainnya dari Cina yang juga mengandung melamin. Keterangan Pers BPOM tanggal 27 September 2008 ini memperbaharui Keterangan Pers Badan POM tanggal 24 September 2008 yang menjelaskan bahwa produk susu formula bayi dan produk susu olahan yang terdapat di Indonesia aman untuk dikonsumsi. Untuk mengatasi kemungkinan masuknya susu formula bermelamin, BPOM juga melakukan pemeriksaan terhadap sarana-sarana distribusi produk susu di Indonesia.

Peralatan Makan MelaminSelain digunakan pada lem, plastik, papan tulis, dan bahkan susu, melamin juga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan peralatan makan. Peralatan makan dari melamin sering digunakan orang karena beberapa kelebihan antara lain faktor kepraktisan. Peralatan makan yang terbuat dari melamin cenderung lebih tahan pecah dibandingkan dengan piring makan atau gelas yang terbuat dari kaca. Selain itu, bahan melamin juga relatif lebih tahan panas dibanding plastik. 

Sebenarnya melamin dalam peralatan makan tidak berbahaya jika melamin yang dipakai adalah melamin asli dan perawatannya sesuai (contohnya tidak menggores permukaan). Tetapi, banyak juga pedagang nakal yang tidak menjual peralatan makan dari melamin asli, melainkan melamin palsu yang merupakan hasil persenyawaan urea dan formaldehid. Sifat melamin palsu ini memang mirip dengan melamin asli dan bila dilihat langsung tidak berbeda banyak. Namun, bila dilihat dari struktur kimianya, senyawa melamin palsu ini lebih rentan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan pelepasan senyawa dari melamin. Sehingga, saat misalnya terpapar panas, melamin palsu akan menyebabkan pembebasan formaldehid dari alat makan. Hal ini tentunya berbahaya mengingat formaldehid adalah zat pembentuk formalin yang sering digunakan untuk mengawetkan mayat.

Untuk menjaga keamanan masyarakat terhadap ancaman melamin palsu, BPOM memeriksa puluhan produk melamin yang sering ditemui di pasaran. Hasil uji yang tertuang dalam Public Warning BPOM Nomor KH.00.01.1.23.2258 tanggal 1 Juni 2009, mencengangkan karena dari 60 sampel peralatan makan yang diuji, 32 di antaranya mengandung formalin. Menurut public warning yang sama, 30 jenis peralatan makan melamin yang melepaskan formalin berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan bila digunakan untuk mewadahi makanan yang berair atau berasa asam, terlebih dalam keadaan panas. Oleh karena itu, berhati-hatilah selalu dalam memilih produk. Pilihlah produk yang terjamin mutunya demi menjaga kesehatan Anda dan keluarga. Salam Sehat!

Sumber :
http://www.serambisehat.com/content/heboh-melamin-dalam-susu-dan-wadah-makanan

NUTRIGENOMIC (ILMU YANG MEMPELAJARI KAITAN NUTRISI TERHADAP GEN)



Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tentulah berpengaruh terhadap keadaan jasmani kita. Apakah Anda pernah mendengar istilah nutrigenomik? Bagaimana hubungan antara makanan dengan gen? Lebih lanjut artikel menjelaskan tentang nutrigenomik.

Semua orang menyadari untuk hidup kita perlu makan. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tentulah berpengaruh terhadap keadaan jasmani kita. Tanpa makan, kita bisa lapar, sakit, atau bahkan di negara-negara konflik banyak orang yang meninggal akibat kekurangan makanan. Dalam tubuh, makanan yang kita konsumsi akan dipecah-pecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana dan berfungsi untuk melakukan berbagai hal, misalnya sebagai sumber energi, penyusun komponen sel, dan lainnya. Zat-zat tertentu di butuhkan dalam jumlah banyak yang disebut makronutrien, misalnya karbohidrat, lemak, dan protein, dan adapula zat-zat yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit yang disebut mikronutrien, misalnya vitamin dan mineral..

Berdasarkan kebutuhan tersebut maka komponen zat dalam makanan yang kita makan akan sangat berpengaruh pada kondisi tubuh kita, terutama saat tubuh berada dalam keadaan tidak normal misalnya saat menderita penyakit. Sebagai contohnya bila orang terkena penyakit diabetes, maka dianjurkan orang itu mengurangi konsumsi gula. Bila ada yang terkena hipertensi, maka ada anjuran pengurangan kadar garam dalam makanan.Dalam era genomik ini, dimana dipelajari hubungan antara gen dengan berbagai kondisi manusia, seperti sebab timbulnya suatu penyakit dan obat-obatan bertarget (targeted drugs), juga dipelajari interaksi antara gen dan makanan yang ada dalam tubuh. Ilmu yang mempelajari hubungan antara interaksi makanan dengan gen dalam tubuh dikenal sebagai nutrigenomik. Selain nutrigenomik, ada juga istilah nutrigenetik. Nutrigenetik adalah ilmu yang mempelajari respon variasi genetik terhadap makanan. 

Seperti kita tahu, bahwa di dunia ini terdapat berbagai macam ras dan suku bangsa, dan bukan tidak mungkin variasi genetik ini juga memberikan respon yang berbeda terhadap makanan yang sama.Dalam nutrigenomik dipelajari bagaimana komponen-komponen makanan mempengaruhi proses yang terjadi dalam sel dan jaringan. Penelitian yang sedang dilakukan saat ini telah menghasilkan beberapa hal misalnya isoflavon dari kedelai diperkirakan memiliki efek sebagai antikanker, penelitian nutrisi terhadap diabetes dan penyakit jantung koroner serta penelitian-penelitian lainnya.Sehingga pada masa yang akan datang, diharapkan bisa dirancang makanan yang benar-benar sesuai terhadap kondisi seseorang. Misalnya untuk orang yang terkena kanker dan hidup di negara b, maka pola makan yang sesuai adalah a atau bila di negara c maka pola yang sesuai akan berbeda lagi.

Sumber :
http://www.serambisehat.com/content/nutrigenomik-siapakah-dia