Senin, 28 Februari 2011

Software yang diperlukan dalam proses rekaman.

Selain komputer yang kita perlukan sebagai komponen utama untuk rekaman, pastinya kita juga perlu yang namanya software atau applikasi tempat kita merekam, edit, dan sentuhan akhirnya. Ada beberapa jenis kategori software yang kita perlukan seperti multitracking dan mastering software atau disebut juga DAW (digital audio workstation) software. Untuk lebih jelasnya, saya akan coba membahas satu persatu.



1.       Multitracking software.

Sadar nggak kalau setiap lagu yang kita dengar, volume masing-masing instrument berbeda ? Kadang suara drum besar, kadang gitar. Kalau kita ngerekamnya sekaligus/serentak semua instrument, pastinya akan sangat sulit untuk mengatur volume masing-masing instrument karena hasil rekaman akan jadi 1 rekaman suara. Intinya, kita perlu rekaman suara masing-masing rekaman agar nantinya bisa diatur. Dimana kita bisa menggabungkan semua rekaman-rekaman itu ? Di multitracking
software inilah tempatnya. Multitracking software berupa software dimana kita bisa merekam sekaligus atau merekam satu persatu instrument (nantinya tiap bagian disebut track) dan menggabungakannya. Nggak cuma merekam, tapi juga mengedit, juga memastering. Beberapa contoh multitracking software adalah : Steinberg Cubase, Steinberg Nuendo, Tracktion, Adobe Audition/Cool edit pro, Cake Walk, dll. Mahal sih, tapi kalau mau yang gratis download aja di internet. Beberapa yang gratis kayak Audacity, kristal, lunar free, dll.


2.       2. Mastering software

Dari namanya udah ketahuan fungsinya. Tapi, untuk “mastering” itu sendiri masih bisa dipertanyakan. Hmm, kalau untuk saya sich mastering bisa diartikan kegiatan dalam proses rekaman dimana kita memberi sentuhan akhir pada lagu kita seperti mengatur balance (mengatur suara di kiri atau kanan, lebih jelas saat didengar dengan earphone), gain (volume masing-masing track), dll. proses inilah yang bisa membuat lagu kita menjadi ‘layak dengar’. Beberapa software yang digunakan untuk mastering seperti soundforge dan wavelab. Yang gratis kayak soundengine, wavesound, dll.

3.       Software lain.

Selain software untuk merekam dan memastering, juga banyak tersedia software untuk membuat suara-suara instrument itu sendiri, drum dan piano misalnya. Akan sulit pastinya untuk pemula merekam suara drum yang memerlukan banyak microphone, atau malah untuk mendapatkan drum. Tenang, beberapa software seperti FL studio 9, accoustica beatcraft, addictive drum, dan Ezdrummer bisa membuat suara drum. Nggak sulit kok, kita hanya perlu menyusun satu persatu ketukan drum yang kita mau. Kalau nggak bisa main drum, minta aja bantuan kenalan yang bisa main drum. Bisa juga nambahin suara piano, string, bahkan suara aneh kayak DJ, dan biasanya software yang sering dipakai adalah FL studio. Gampangkan ? itulah home recording, simple dan memuaskan.

Perlu diingat teman-teman, yang paling penting dari semua software yang ada adalah kemampuan kita untuk memahami dan menggunakan software itu sendiri. Pilih software yang mudah digunakan atau yang lebih sering digunakan, karena kita bisa cari informasi dan belajar cara memakainya di forum-forum.

Sekian, semoga bermanfaat dan selamat berkarya ! =)
 
Sumber : http://xpresikita.blogspot.com/2011/02/software-yang-diperlukan-dalam-proses.html

Home Recording – Buat studio rekaman di kamar sendiri yuk !!

Home Recording – Buat studio rekaman di kamar sendiri yuk !!

Mengingat dewasa ini banyak kita temui musisi-musisi Indonesia, mulai dari musisi papan atas yang berformat entah itu band, solo vocal, dll. sampai dengan musisi papan bawah sperti musisi jalanan, band-band lokal, bahkan sampai solo vocal kamar mandi yang tiap pagi nyanyi-nyanyi untuk ngusir dingin (katanya ). Emang sih, kita nggak perlu mikirin yang di atas papan (papan atas:red), udah jelas mereka punya label/sponsor/dana buat mereka berkembang dalam
dunia mereka. Tapi, apa yang di bawah papan (amatiran:lagi-lagi red) nggak bisa meneruskan bakat mereka ? Banyak lho, orang yang bisa nyiptain lagu (karena putus cinta biasanya ) tapi lagunya nggak tau mau dikemanain, nggak tahu kelanjutannya sehingga lagu tersebut terbengkalai dan akhirnya sia-sia.

Nah, untuk membantu mereka supaya nggak nyia-nyiain lagu mereka, saya akan coba mengulas sedikit demi sedikit masalah home recording. Mau tau lebih lanjut ? berikut cuplikannya ..

Apa itu Home Recording ?

Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia sih ya, artinya rekaman rumah. Emang ntar artinya rekaman musik yang dikerjakan di dalam rumah gitu. Tapi, gimana ntar kalo ada orang yang nginap di suatu studio musik besar, nganggap studio kayak rumahnya sendiri, apa rekamannya juga jadi Home Recording ? Yaaaahh ..

Gini lho mas, misalnya kita punya sebuah lagu yang pengen nyoba di rekam, atau istilahnya masuk dapur rekaman gitu. Nah, langsung aja kita pergi ke studio musik yang bisa untuk rekaman, nanya berapa biaya untuk 1 lagu, nyiapin dana, dan tentunya ntar kita akan jadi ‘temen deket’ abang yang punya studio. Sambil ngarahin lagu kita pengen di apain tentunya, maksimal kalo proyeknya lama, kita juga harus hadir di studio itu sampe lagunya kelar.

Tapi gimana kalau misalnya lagi, kita punya lagu yang pengen direkam, tinggal pulang kerumah, kekamar , duduk di depan komputer, rekam deh lagunya sesuai keinginan kita. Nggak perlu mikir biaya, kerja di rumah sendiri lagi. Kalo untuk ukuran lagu sendiri sih, mendingan mana ? Hmm ?

Jadi, bisa dibilang juga home recording itu adalah istilah untuk studio kecil (pada umumnya) yang biasanya dimiliki perorangan dan juga biasanya di kamar pribadi pemiliknya. Memang, ada juga studio besar yang masih termasuk home recording. Tapi perbedaanya, lagu yang di hasilkan belum tentu punya label setingkat lagu-lagu terkenal (kira-kira)

Sedikit tentang recording itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu kegiatan merekam, menggabungkan, bahkan memanipulasi suara yang direkam (recording, mixing and mastering). Beberapa jenis rekaman yaitu live record atau merekam langsung saat kita memainkan lagu dan multitrack recording atau merekam satu persatu instrumen dan menggabungkannya di software DAW (digital audio workstation). Pengaturan tempo dengan bantuan metronome tentunya.

Dengan home recording, kamu bisa mengekspresikan semua kretivitasmu dalam bermusik, bahkan dengan biaya sekecil mungkin.

Mengapa Home Recording ?

Yah, mengingat kantong tipis sedangkan iuran nunggak terus, lagian repot untuk pergi ke studio terdekat yang pastinya butuh kantong tebal (ada yang 300 ribuan/lagu), home recording adalah salah satu alternatif untuk mengembangkan bakat musik kamu, apa lagi yang punya band. Emang sih, harus punya komputer minimal 1. Selebihnya ? Berdasarkan perhitungan saya, dengan adanya komputer, biaya bisa ditekan sekecil mungkin. Berapa ? Rp.0,-. Caranya ? Kalau perlu gitar+ampli, bisa minjem temen. Perlu bass minjem ama akang ini. Perlu kabel jack ama om itu. Perlu mic minjem ama mas apa gitu. Kesimpulannya minjem dah.

Nah, kalau drum yang luar biasa mahal tuh gimana ? Tenang aja, jaman sekarang drum nggak cuma bisa dimainkan secara nyata, tapi bisa dimainkan secara virtual juga. Banyak kok software pembuat drum virtual, kayak Ezdrummer, Addictive Drums, dan FX Pansion BFD2. Nggak Cuma drum, untuk gitar juga bisa pakai amplitube dan guitarrig, bass pake fruityloop(FL) studio, piano, string ampe efek-efek pake FL studio juga, dan banyak lagi software lain yang menawarkan kemampuan seperti itu.

Gimana ? Gampangkan ? Eit, tapi jangan mikir bisa segampang itu. Karena seberapa canggih pun alat yang kamu punya, tapi kamu nggak bisa nggunainnya (skill kurang), maka kesulitan dan hasil yang tidak memuaskan yang didapat. Nggak sedikit orang yang main musik karena ingin gaya, exis tapi nggak punya skill. Mereka beranggapan, karena udah remaja, berarti udah harus bisa main gitar. Hasilnya ? Cuma bisa mainin lagu, tapi nggak kreatif. Mentok disitu aja. Jadi, jangan harap hasil rekamanmu bagus, kalau skill kurang. Kita perlu dua-duanya, skill dan alat bagus. Makanya, jangan pernah takut untuk mempelajari sesuatu, apalagi musik adalah jiwa kita.

Dan juga, untuk hasil rekaman yang bagus, lagi-lagi nggak bisa bohong, semakin bagus alat yang kita pakai, semakin bagus hasilnya. Dan pastinya, alat yang bagus itu relatif mahal. Gitu.

Apa saja yang dibutuhkan dalam home recording ?

Yang dibutuhkan sih secara keseluruhan ada dua, software dan hardware. Hardware meliputi komputer yang akan kita gunakan untuk merekam dan mengedit lagu, alat paling penting dalam proses rekaman yaitu soundcard, bisa dibantu preamp sebagai pengatur suara masuk, alat-alat musik (gitar, bass), microphone, kabel jack, sambungan jack besar>kecil (kalau yang pake soundcard 3,5mm jack perlu sambungan ini), headphone, dan speaker. Yah, minimal kita harus punya benda-benda tersebut untuk melanjutkan proyek.

Kalau software yang paling utama kita harus punya DAW, seperti Adobe Audition, Steinberg Cubase/Nuendo, dll. Software pendukung yang lain seperti FL studio, guitarrig, Beatcraft, dll. (dll. mulu kayaknya ). Untuk hardware dan software lebih lanjut akan diulas di postingan-postingan selanjutnya.

Semoga bermanfaat teman.

Sumber : http://xpresikita.blogspot.com/2011/01/home-recording-buat-studio-rekaman-di.html


Apa saja yang di butuhkan untuk membangun sebuah studio rekaman kecil ?



Dalam  postingan kali ini saya akan coba menguraikan satu persatu hardware yang diperlukan (selain instrumen musik). Tapi ingat, yang lebih baik untuk hasil yang bagus, dan yang lebih bagus Langsung aja. 






1. Komputer





Sudah pasti untuk rekaman yang membutuhkan pengeditan memerlukan sebuah komputer sebagai medianya. Komputer yang kita gunakan sangat berpengaruh kepada hasil rekaman bahkan saat proses rekaman berlangsung. Memang komputer dengan spesifikasi rendah bisa dipakai, tapi konsekwensinya adalah saat rekaman komputer yang dipakai akan berat untuk bekerja, karena rata-rata software yang dipakai pada saat rekaman adalah software berlevel tinggi. Belum lagi nanti hasilnya.

Spesifikasi tergantung kepada pengguna sendiri, yang pastinya akan diseduaikan dengan kantong. Tapi disarankan untuk memakai processor intel dual core 2.0 setingkat ke atas, RAM DDR2 512MB ke atas, dan HDD 80GB ke atas. Processor dan RAM yang bagus tentunya akan memberi kinerja bagus untuk komputer kita. Tapi, kenapa Harddisk yang di gunakan harus besar ? Karena data lagu bukanlah data kecil. Akan sangat mengganggu jika saat kita bekerja akan muncul tulisan “not enough memory space”. :D. Karenanya disarankan memakai HDD dengan kapasitas besar.

Saat ini saya masih memakai netbook untuk merekam lagu saya, yaitu Acer Ferrari One 200 dengan prosesor AMD athlon X2 dual core 1.2 GHz, RAM 2GB DDR2, HDD 320GB, soundcard on board. Maunya sih beli komputer, karena memang lebih disarankan untuk memakai komputer dalam rekaman. Tapi karena saya diasramakan dan dana nggak ada terpaksalah pake seadanya. T.T. lumayan berat, apalagi pada saat proses mixing. Dengan soundcard onboard saya memang tidak mengharapkan suara yang dihasilkan bagus. Juga dengan kemampuan komputer yang bisa meningkatkan kesabaran saya karena prosesnya yang kadang-kadang nyangkut. Oleh karena itu disarankan untuk membeli komputer dengan spesifikasi yang baik agar tidak memberatkan kinerja prosesor, RAM, dan Harddisk.

2. Soundcard

Taukan, colokan headset/mic di komputer ? Nha, itu dia soundcard. Soundcard atau audio interface atau converter adalah suatu perangkat keras komputer yang mempunyai tugas mengubah suara analog (vocal, gitar, bass) ke dalam bentuk digital (rekaman). Soundcard onboard (standar) komputer biasanya memiliki 2 slot, yang satu slot untuk headphone dan yang satunya lagi slot untuk microphone.

Gamer yang suka mengutak atik komputer sendiri agar berperforma lebih pasti tau tentang VGA atau video card, karena video card adalah komponen penting bagi komputer gamer agar gambar yang dihasilkan lebih jernih dan tidak nge-lack. VGA mempunyai beragam bentuk dan harga yang beragam pula, demikian juga soundcard. Jika seorang gamer membutuhkan VGA yang bagus, maka Sound Engineering (SE=Operator suara, orang yang berperan penting dalam proses rekaman) akan membutuhkan soundcard yang bagus demi kualitas suara yang lebih jernih.

Terdapat 2 jenis soundcard yang dijual di pasaran, yaitu soundcard internal dan external. Untuk lebih jelas dapat melihat gambar-gambar berikut:

Soundcard Internal.


Soundcard External.
     
Soundcard external memiliki 2 jenis connector (penghubung komputer dan soundcard), yaitu USB (seperti pada flashdisk) dan fireware. Sebenarnya sih 3. Tapi yang satu lagi saya lupa  !! 

Kelebihan menggunakan soundcard adalah:
1. Suara yang dihasilkan akan lebih jernih dan memperkecil bahkan menghilangkan noise (suara desis). Pastinya kejernihan suara adalah hal yang pertama diinginkan seorang SE dalam merekam sebuah lagu. Apalagi noise yang biasanya sangat mengganggu.
2. Memperkecil latency (jeda) saat merekam. Jika kamu memetik gitar dan suaranya akan terdengar 1 detik kemudian atau bahkan lebih, akan sangat mengganggu bukan ?

Perlu ditekankan, soundcard adalah alat utama yang digunakan dalam proses rekaman. Kualitas pun di kedepankan demi hasil rekaman yang lebih baik. Sebelum membeli, jangan segan-segan untuk mencari info darimana saja. Cari yang bit depth/resolusi dan sample rate-nya besar (makin besar makin baik). Biasanya ditulis dengan format seperti 16 bit/44.1 kHz, dimana 16 bit adalah resolusinya dan 44.1 kHz adalah sample rate-nya. Untuk jumlah channel juga harus difikirkan. Biasanya untuk merekam suara drum diperlukan channel yang banyak (7-8 channel). Tapi saya rasa, untuk rekaman rumah cukup 1-2 channel saja karena kita bisa memakai software untuk drum.

Oh ya, sound card juga memerlukan driver/software untuk berkerja. Contoh software-nya: ASIO (untuk Nuendo, Cubase, Logic, Guitarrig, dll.), WDM (untuk Sonar, Power DVD dll.). Yang sering di gunakan adalah ASIO. Software ASIO juga terbagi, dan masing-masing soundcard harus cocok dengan software yang dipakai. Tapi, sekarang ASIO telah membuat sebuah produk yang cocok di gunakan untuk sound card manapun, yaitu ASIO4ALL. Software ini dapat didownload di www.asio4all.com

3. Speaker dan headset

Speaker:


Nggak perlu dijelaskan pun pasti udah pada tau kan, speaker dan headset itu apa ? Tapi, satu hal yang perlu teman-teman tau, speaker dan headset untuk rekaman berbeda dengan yang biasa. Misalnya, speaker standar komputer yang dijual di pasaran rata-rata mengeluarkan suara yang tidak flat (datar). Pasti bassnya akan diperbesar jika speaker itu mega bass, atau hal-hal lain yang sangat menganggu jika digunakan untuk proses rekaman. Sedangkan yang diperlukan adalah speaker yang flat (tanpa efek). Memang, untuk mendapatkan yang bersih harus menguras kantong lebih dalam. Tapi, itulah cara untuk mendapatkan kualitas suara yang bagus.

Untuk headset biasanya digunakan pada saat merekam vokal atau instrument saat rekaman, tujuannya agar suara yang keluar tidak ikut terekam. Tapi yang paling penting adalah untung mendengar hiss/noise/suara desis pada saat mixing. Dan juga, headset yang flat lah yang di perlukan.

4. Preamp



Preamp adalah suatu alat yang digunakan untuk menaikkan volume/gain input suara sebelum masuk ke soundcard. Tanpa pream, suara gitar/bass yang terdengar akan kurus dan pecah. Tapi preamp tidak terlalu di perlukan untuk permulaan, karena fungsinya bisa diakali dengan menggunakan efek gitar, yaitu dengan mematikan distorsinya dan gunakan cleannya saja.

5. Jack kabel



Walaupun banyak dijual model kabel jack dipasaran, tapi jangan asal beli. Karena noise yang di terima akan besar jika kabel atau kepala jacknya tidak bagus. Jadi, usahakan beli yang di atas standar.

6. Microphone



Mic digunakan dalam proses perekaman vocal atau bahkan saat merekam gitar dengan sistem todong. Mic juga terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya dynamic dan condenser. Kebanyakan pendengar menyukai lagu karena kualitas suara vocal yang bagus. Jangan ragu untuk cari tahu tentang jenis-jenis mic, atau tanya langsung sama abang yang jual micnya, apakah pake phantom power ato nggak. Dan dalam proses perekaman vocal disarankan menggunakan stand (tiang) mic dan pop filter (penyaring).



Sekian, untuk postingan kali ini. Mungkin dilain waktu saya akan coba membahas satu persatu dengan lebih detail. Semoga bermanfaat.

SEBAIKNYA JANGAN MINUM TEH SAAT SAHUR. TANYA KENAPA?


Bukan hanya pilihan makanan yang perlu diperhatikan saat sahur, tetapi juga minuman. Pakar kesehatan asal Swiss, Dr U Barsilus, memeringatkan agar mengurangi asupan teh saat sahur.

Seperti dikutip dari laman Arab News, ia mengatakan bahwa teh bersifat diurektika, sehingga akan membuat orang lebih sering buang air kecil. "Ini tidak menguntungkan karena garam dan mineral yang dibutuhkan tubuh saat puasa ikut terbuang, padahal selama puasa tak ada cairan yang masuk," ujarnya.

Tapi, bukan berarti ia melarang konsumsi teh hangat saat puasa. Hanya, jangan terlalu banyak. Kepekatan teh juga hendaknya diperhatikan. Lebih baik perbanyak konsumsi air putih demi kondisi prima selama Ramadan.

Selain teh, ia juga menyarankan mereka yang berpuasa untuk menghindari makanan berlemak, gorengan, serta makanan mengandung terlalu banyak gula. Porsi makan saat sahur juga menjadi perhatiannya. "Terlalu banyak makan saat sahur sebaiknya dihindari," katanya.

Ia menyarankan konsumsi karbohidrat kompleks saat sahur. Karbohidrat kompleks sangat membantu menjaga kebutuhan energi selama puasa, karena sifatnya lebih lambat dipecah menjadi gula darah. Menu karbohidrat ideal sahur antara lain nasi merah, oatmeal, roti gandum, ubi, jagung, atau singkong.

Selama periode berbuka menuju sahur, perbanyak minum air putih dan jus buah. Dan, jangan lupakan sayur dan buah untuk memaksimalkan proses detoksifikasi. Sebab, puasa justru memberi kesempatan tubuh mengeluarkan racun melalui aliran darah, pori dan organ pembuangan lain.
 
Sumber : Vivanews